MK. BENGKEL DAN PERENCANAAN ELEKTRONIKA
DOSEN Dr.Hendra
Jaya,S.Pd, M.T.
KOMPONEN AKTIF DAN PASIF
DISUSUN
OLEH:
ARDI
1225041014
JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
TAHUN 2017
KATA
PENGANTAR
Alhamdulillah puji
syukur kita panjatkan kepada Allas SWT atas berkat rahmat dan hidayahnya kami
dapat menyelesaikan makalah ini meskipun didalamnya mungkin masih banyak
kekurangan pada makalah kami yang berjudul “KOMPONEN AKTIF DAN PASIF”
Dengan
pengembangan makalah ini, kami penulis mengharapkan kepada pembaca agar
memberikan kritik dan sarannya.
Penulis
ARDI
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Peralatan elektronika mungkin tiap hari
kita dapat temukan dimanapun karna peralatan ini sepertinya menjadi sebuah
kebutuhan yang sangat penting dalam membantu untuk memudahkan suatu pekerjaan
manusia, misalnya saja handphone,komputer,tv dan lain sebagainya.Peralatan
elektronika ini terdiri dari beberapa komponen elektronika seperti kapasitor,
dioda, ic, resistor, transformator, transistor, relay, swicth, dan sebagainya.
Komponen elektronika secara umum terbagi
menjadi dua kelompok yaitu komponen aktif dan komponen pasif.
Komponen elektronika berupa
sebuah alat berupa benda yang menjadi bagian pendukung suatu rangkaian
elektronik yang dapat bekerja sesuai dengan kegunaannya. Mulai dari
yang menempel langsung pada papan
rangkaian baik berupa PCB, CCB, Protoboard maupun Veroboard dengan cara disolder atau tidak menempel
langsung pada papan rangkaian (dengan alat penghubung lain, misalnya kabel).
Komponen elektronika ini terdiri
dari satu atau lebih bahan
elektronika, yang terdiri dari satu atau beberapa unsur materi dan jika disatukan,
untuk desain rangkaian yang diinginkan dapat berfungsi sesuai dengan fungsi
masing-masing komponen, ada yang untuk mengatur arus dan tegangan, meratakan
arus, menyekat arus, memperkuat sinyal arus dan masih banyak fungsi lainnya
B. Jenis-Jenis Komponen
Aktif
1. Transistor
a.
Pengertian Transistor
Transistor adalah alat semikonduktor
yang dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit pemutus dan penyambung
(switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau sebagai fungsi lainnya.
Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik, dimana berdasarkan arus
inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET), memungkinkan pengaliran listrik yang
sangat akurat dari sirkuit sumber listriknya.
Gambar bentuk fisik transistor
Pada umumnya, transistor memiliki 3
terminal, yaitu Basis (B), Emitor (E) dan Kolektot (C). Tegangan yang di satu
terminalnya misalnya Emitor dapat dipakai untuk mengatur arus dan tegangan yang
lebih besar daripada arus input Basis, yaitu pada keluaran tegangan dan arus
output Kolektor.
Transistor merupakan komponen yang
sangat penting dalam dunia elektronik modern. Dalam rangkaian analog,
transistor digunakan dalam amplifier (penguat). Rangkaian analog melingkupi
pengeras suara, sumber listrik stabil (stabilisator) dan penguat sinyal radio.
Dalam rangkaian-rangkaian digital, transistor digunakan sebagai saklar
berkecepatan tinggi. Beberapa transistor juga dapat dirangkai sedemikian rupa
sehingga berfungsi sebagai logic gate, memori dan fungsi rangkaian-rangkaian
lainnya.
Transistor dibuat dari bahan
semikonduktor. Bahan semikonduktor yang terpenting adalah Silikon dan
Germanium. Silikon lebih banyakdigunakan sebagai bahan semikonduktor dibanding
Germanium,karena Silikon mempunyai sifat-sifat yang lebih
disukaidisbandingdengan Germanium. Komponen ini mempunyi banyak fungsi dalam
dunia elektronik, diantaranya sebagai penguat, switching (saklar), modulasi
signal, stabilitas tegangan dll. Bahkan seiring dengan perkembangan teknologi
yang saat ini semakin pesat, transistor saat ini juga telah mengalami
perkembangan di segi fungsinya, dia sekarang telah dapat digunakan sebagai
memory, dan pemroses isyarat getaran-getaran listrik dalam dunia prosesor
komputer. Bukan hanya itu, transistor juga telah mengalami perkembangan dilihat
dari segi bentuk, karena saat ini satu buah transistor telah berhasil
diciptakan dalam ukuran super kecil, yaitu hanya dalam ukuran nano mikron
(transistor yang dikemas dalam prosesor komputer).
b.
Jenis dan Simbol Transistor
Secara umum, transistor dapat
dibeda-bedakan berdasarkan banyak kategori simbol transistor dari berbagai tipe,
antara lain:
·
Materi semikonduktor: Germanium, Silikon,
Gallium Arsenide.
·
Kemasan fisik: Through Hole Metal, Through
Hole Plastic, Surface Mount, IC, dan lain-lain.
·
Tipe: UJT, BJT, JFET, IGFET (MOSFET),
IGBT, HBT, MISFET, VMOSFET, MESFET, HEMT, SCR serta pengembangan dari
transistor yaitu IC(Integrated Circuit) dan lain-lain.
·
Polaritas: NPN atau N-channel, PNP atau
P-channel.
·
Maximum kapasitas daya: Low Power, Medium
Power, High Power.
·
Maximum frekuensi kerja: Low, Medium, atau
High Frequency, RF transistor, Microwave, dan lain-lain.
·
Aplikasi: Amplifier, Saklar, General
Purpose, Audio, Tegangan Tinggi, dan lain-lain.
Jenis-Jenis Transistordan cara kerja
transistorpada umumnya dibagi menjadi dua jenis yaitu; Transistor Bipolar (dwi
kutub) dan Transistor Efek Medan (FET – Field Effect Transistor). Transistor
Bipolar adalah jenis transistor yang paling banyak di gunakan pada rangkaian
elektronika. Jenis-Jenis Transistor ini terbagi atas 3 bagian lapisan material
semikonduktor yang terdiri dari dua formasi lapisan yaitu lapisan P-N-P
(Positif-Negatif-Positif) dan lapisan N-P-N (Negatif-Positif-Negatif). Sehingga
menurut dua formasi lapisan tersebut transistor bipolar dibedakan kedalam dua
jenis yaitu transistor PNP dan transistor NPN. Masing-masing dari ketiga kaki
jenis-jenis transistor ini di beri nama B (Basis), K (Kolektor), dan E
(Emiter). Fungsi transistor bipolar ini adalah sebagai pengatur arus listrik
(regulator arus listrik), dengan kata lain transistor dapat membatasi arus yang
mengalir dari Kolektor ke Emiter atau sebaliknya (tergantung jenis transistor,
PNP atau NPN).
Di bawah ini Gambar jenis-jenis transistor :
Transistor Efek Medan (FET – Field Effect Transistor)
merupakan jenis transistor yang juga memiliki 3 kaki terminal yang
masing-masing diberi nama Drain (D), Source (S), dan Gate (G). Cara kerja
transistor ini adalah mengendalikan aliran elektron dari terminal Source ke
Drain melalui tegangan yang diberikan pada terminal Gate.
Perbedaan antara transistor bipolar
dan transistor FET adalah jika transistor bipolar mengatur besar kecil-nya arus
listrik yang melalui kaki Kolektor ke Emiter atau sebaliknya melalui seberapa
besar arus yang diberikan pada kaki Basis, sedangkan pada FET besar kecil-nya
arus listrik yang mengalir pada Drain ke Source atau sebaliknya adalah dengan
seberapa besar tegangan yang diberikan pada kaki Gate.
Selain di gunakan sebagai penguat, transistor
digunakan sebagai saklar. Caranya adalah dengan memberikan arus yang cukup
besar pada basis transistor hingga mencapai titik jenuh. Pada kondisi seperti
ini kolektor dan emitor bagai kawat yang terhubung atau saklar tertutup, dan
sebaliknya jika arus basis teramat kecil maka kolektor dan emitor bagai saklar
terbuka.
c.
Fungsi Transistor
Transistor dapat berfungsi semacam
kran listrik, dimana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan inputnya
(FET), memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber
listriknya. Pada umumnya, transistor memiliki 3 terminal, yaitu Basis (B),
Emitor (E) dan Kolektot (C). Tegangan yang di satu terminalnya misalnya Emitor
dapat dipakai untuk mengatur arus dan tegangan yang akan dikuatkan melalui
kolektor.Selain digunakan untuk penguat transistor bisa juga digunakan sebagai
saklar. Caranya dengan memberikan arus yang cukup besar pada basis transistor
hingga mencapai titik jenuh. Pada kondisi seperti ini kolektor dan emitor bagai
kawat yang terhubung atau saklar tertutup, dan sebaliknya jika arus basis
teramat kecil maka kolektor dan emitor bagai saklar terbuka. Dengan sifat
pensaklaran seperti ini transistor bisa digunakan sebagai gerbang atau yang
sering kita dengar dengan sebutan TTL yaitu Transistor Transistor Logic.
Transistor dapat berfungsi juga
sebagai; (a) penguat arus maupun tegangan yang dipakai sebagai penguat, (b)
sebagai sirkuit pemutus dan penyambung (switching), (c) stabilisasi tegangan
semacam kran listrik, dimana berdasarkan arus inputnya (BJT) atautegangan
inputnya (FET), dan (d) memungkinkan pengaliran listrik yangsangat akurat dari
sirkuit sumber listriknya.
Fungsi tansistor sangat menentukan
kinerja dari sebuah rangkaian elektronika. Dalam sebuah sirkuit/rangkaian
elektronika, transistor berfungsi sebagai jangkar rangkaian. Secara fisik,
Transistor adalah sebuah komponen elektronika semi konduktor yang memiliki 3
kaki, yang masing-masing kakinya diberi nama basis (B), colector (C) dan emitor
(E). Dalam sebuah sirkuit, fungsi Transistor dapat digunakan sebagai sebuah
penguat (amplifier), sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi
tegangan (stabilisator), modulasi sinyal dan berbagai fungsi lainnya.
Berdasarkan susunan semi konduktor, Transistor di bedakan menjadi 2 tipe yaitu
transistor PNP dan transistor NPN. Untuk membedakan transistor PNP dan NPN
dapat di lihat dari arah panah pada kaki emitornya. Pada transistor PNP anak
panah mengarah ke dalam dan pada transistor NPN arah panahnya mengarah ke luar.
Pada saat ini Funsi Transistor telah banyak mengalami perkembangan, sekarang
sebuah transistor sudah dapat digunakan sebagai memory dan pemroses sebuah
getaran listrik dalam dunia prosesor komputer. Bukan hanya fungsi transistor
saja yang berkembang, bentuk dari transistor juga mengalami perubahan, saat ini
transistor telah berhasil di ciptakan dalam ukuran super kecil, yaitu hanya
dalam ukuran nano mikron (transistor yang dikemas dalam prosesor komputer).
Dalam dunia elektronika, transistor juga memiliki bentuk jelajah tegangan kerja
dan frekuensi yang sangat besar dan lebar.
Penggunaan transistor dalam sebuah rangkaian analog
adalah sebagai amplifier, switch, stabilitas tegangan, dan lain-lain. Dalam
rangkaian digital selain di gunakan sebagai saklar yang memiliki kecepatan
tinggi juga dapat digunakan sebagai pemroses data yang akurat dan sebagai
memory. Cara kerja transistor yang tidak serumit komponen penguat lainnya,
seperti tabung elektronik, dan kemampuannya yang berkembang secara berkala, dan
juga bentuk fisiknya yang semakin berkembang, membuat transistor menjadi
pilihan utama para penghobi elektronika dalam menyusun suatu konsep rangkaian
elektronika. Bahkan saat ini bentuk fisik dan fungsi transistor telah berada
satu tahap diatas sebelumnya. Sekarang fungsi transistor banyak yang sudah
terintegrasi dan disatukan dari beberapa jenis transistor menjadi satu buah
komponen yang lebih kompak yang dalam dunia elektronika biasa disebut dengan
Integrated Circuit (IC). Integrated Circuit mempunyai cara kerja dan kemampuan
yang lebih kompleks, tetapi mempunyai bentuk fisik yang ringkas sehingga tidak
banyak memakan tempat.Namun tidak dapat dipungkiri, walaupun fisiknya
berkembang menjadi satu komponen baru, namun fungsi transistor tetap memegang
peranan vital dalam sebuah rangkaian elektronika.
1)
Transistor
sebagai penguat arus
Fungsi lain dari
transistor adalah sebagai penguat arus. Karena fungsi ini maka transistor bisa
dipakai untuk rangkaian power supply dengan tegangan yang di set. Untuk
keperluan ini transistor harus dibias tegangan yang konstan pada basisnya,
supaya pada emitor keluar tegangan yang tetap. Biasanya untuk mengatur tegangan
basis supaya tetap digunakan sebuah dioda zener.
Pada gambar tampak bahwa R15 dan R16
bekerjasama dalam mengatur tegangan bias pada basis transistor. Konfigurasi ini
termasuk jenis penguat kelas A. Sinyal input masuk ke penguat melalui kapasitor
C8 ke basis transistor. Dan sinyal output diambil pada kaki kolektor dengan
melewati kapasitor C7.
Fungsi kapasitor pada input dan
output penguat adalah untuk mengisolasi penguat terhadap pengaruh dari tegangan
DC eksternal penguat. Hal ini berdasarkan karakteristik kapasitor yang tidak
melewatkan tegangan DC.
2)
Transistor
sebagai Penguat
Salah satu fungsi Transistor yang
paling banyak digunakan di dunia Elektronika Analogadalah sebagai penguat yaitu
penguat arus,penguar tegangan, dan penguat daya. Fungsi komponen semikonduktor
ini dapat kita temukan pada rangkaian Pree-Amp Mic, Pree-Amp Head, Mixer, Echo,
Tone Control, Amplifier dan lain-lain.
Prinsip kerja transistor pada contoh
rangkaian di bawah adalah, arus kecil pada basis (B) yang merupakan input
dikuatkan beberapa kali setelah melalui Transistor. Arus output yang telah
dikuatkan tersebut diambil dari terminal Collector (C). Besar kecilnya
penguatan atau faktor pengali ditentukan oleh beberapa perhitungan resistor
yang dihubungkan pada setiap terminal transistor dan disesuaikan dengan tipe
dan karakteristik transistor. Signal yang diperkuat dapat berupa arus DC
(searah) dan arus AC (bolak-balik) tetapi maksimal tegangan output tidak akan
lebih dari tegangan sumber (Vcc) Transistor.
Rangkaian transistor sebagai penguat
Bentuk signal input dan output penguatan
Pada gambar pertama (Transistor
Sebagai Penguat), tegangan pada Basis (dalam mV) dikuatkan oleh Transistor
menjadi besar (dalam Volt). Perubahan besarnya tegangan output pada Collector
akan mengikuti perubahan tegangan input pada Basis. Pada gambar kedua dapat
terlihat perubahan dan bentuk gelombang antara input dan output yang telihat
melalui Osciloscope.Berdasarkan cara pemasangan ground dan pengambilan output,
penguat transistor dibagi menjadi tiga bagian yaitu:
a)
Common
Base
Penguat Common Base digunakan sebagai
penguat tegangan. Pada rangkaian ini Emitor merupakan input dan Collector
adalah output sedangkan Basis di-ground-kan/ ditanahkan.
Sifat-sifat
Penguat Common Base:
·
Isolasi input dan output tinggi sehingga
Feedback lebih keci.
·
Cocok sebagai Pre-Amp karena mempunyai
impedansi input tinggi yang dapat menguatkan sinyal kecil.
·
Dapat dipakai sebagai penguat frekuensi
tinggi.
·
Dapat dipakai sebagai buffer.
b)
Penguat
Common Emitor:
Penguat Common Emitor digunakan
sebagai penguat tegangan. Pada rangkaian ini Emitor di-ground-kan/ ditanahkan,
Input adalah Basis, dan output adalah Collector.
Sifat-sifat Penguat Common Emitor:
·
Signal output berbeda phasa 180 derajat.
·
Memungkinkan adanya osilasi akibat
feedback, untuk mencegahnya sering dipasang feedback negatif.
·
Sering dipakai sebagai penguat audio
(frekuensi rendah).
·
Stabilitas penguatan rendah karena
tergantung stabilitas suhu dan bias transistor.
c)
Penguat
Common Collector
Penguat Common Collector digunakan
sebagai penguat arus. Rangkaian ini hampir sama dengan Common Emitor tetapi
outputnya diambil dari Emitor. Input dihubungkan ke Basis dan output
dihubungkan ke Emitor. Rangkaian ini disebut juga dengan Emitor Follower
(Pengikut Emitor) karena tegangan output hapir sama dengan tegangan input.
Sifat-sifat Penguat Common Collector:
·
Signal output dan sigal input satu phasa (tidak
terbalik seperti Common Emitor).
·
Penguatan tegangan kurang dari 1 (satu).
·
Penguatan arus tinggi (sama dengan HFE
transistor).
·
Impedansi input tinggi dan impedansi
output rendah sehingga cocok digunakan sebagai buffer.
d.
Prinsip Kerja Transistor
Transistor dibuat dengan tiga lapis
semikonduktor. Dapat dibuat lapisanPNP ataupun lapisan NPN. Dengan demikian
kita mengenal 2 macamtransistor, yaitu transistor PNP dan transistor NPN sesuai
dengan jenispenyusunnya.
Transistor mempunyai tiga kaki
(elektroda) yang diberinama basis (b), emitor (e) dan colector (c). Basis
dihubungkan denganpada lapisan tengah sedang emitor dan colector pada lapisan
tepi.
Emitor artinya pemancar, disinilah
pembawa muatan berasal. Colectorartinya pengumpul.Pembawa muatan yang berasal
dari emitor ditampung pada Colector.Basis artinya dasar, basis digunakan
sebagai elektroda mengendali.
Lambang, konstruksi dan rangkaian
dioda yang setara dengan transistor
Prinsip Transistor juga sebagai
Penguat (amplifier): artinya transistor bekerja pada wilayah antara titik jenuh
dan kondisi terbuka (cut off), tetapi tidak pada kondisi keduanya. Prinsip
Transistor sebagai penghubung (saklar) : transistor akan mengalami Cutoff
apabila arus yang melalaui basis sangat kecil sekali sehinga kolektor dan
emitor akan seperti kawat yang terbuka, dan Transistor akan mengalami jenuh
apabila arus yang melalui basis terlalu besar sehingga antara kolektor dan
emitor bagaikan kawat terhubung dengan begitu tegangan antara kolektor dan
emitor Vce a.
Prinsip dasar dari kerja transistor
yang lain adalah tidak akan ada arus antara colektor dan emitor apabila pada
basis tidak diberi tegangan muka atau bias. Bias pada basis ini biasanya
diikuti dengan sinyal-sinyal atau pulsa listrik yang nantinya hendak dikuatkan,
sehingga pada kolektor, sinyal yang di inputkan pada kaki basis telah
dikuatkan. Kedua jenis transistor baik NPN ataupun PNP memiliki prinsip kerja
yang sama.
Bahan dasar pembuatan transistor itu
sendiri atara lain Germanium, Silikon, Galium Arsenide. Sedangkan kemasan dari
transistor itu sendiri biasanya terbuat dari Plastik, Metal, Surface Mount, dan
ada juga beberapa transistor yang dikemas dalam satu wadah yang disebut IC
(Intregeted Circuit).
Dari banyak tipe-tipe transistor
modern, pada awalnya ada dua tipe dasar transistor, bipolar junction transistor
(BJT atau transistor bipolar) dan field-effect transistor (FET), yang
masing-masing bekerja secara berbeda. Transistor bipolar dinamakan demikian
karena kanal konduksi utamanya menggunakan dua polaritas pembawa muatan:
elektron dan lubang, untuk membawa arus listrik. Dalam BJT, arus listrik utama
harus melewati satu daerah/lapisan pembatas dinamakan depletion zone, dan
ketebalan lapisan ini dapat diatur dengan kecepatan tinggi dengan tujuan untuk
mengatur aliran arus utama tersebut.
FET
(juga dinamakan transistor unipolar) hanya menggunakan satu jenis pembawa
muatan (elektron atau hole, tergantung dari tipe FET). Dalam FET, arus listrik
utama mengalir dalam satu kanal konduksi sempit dengan depletion zone di kedua
sisinya (dibandingkan dengan transistor bipolar dimana daerah Basis memotong
arah arus listrik utama). Dan ketebalan dari daerah perbatasan ini dapat diubah
dengan perubahan tegangan yang diberikan, untuk mengubah ketebalan kanal
konduksi tersebut.
e.
Aplikasi Transistor
1) Aplikasi
Transistor Sebagai Saklar
Aplikasi Transistor sebagai saklar
memanfaatkan daerah kerja transistor yaitu Daerah Cut-off (switch OFF) dan
daerah saturation (switch ON).
Gambar Aplikasi Transistor BJT Sebagai Saklar
·
Daerah Cut off
Sebuah Transistor berada pada daerah
cut-off adalah ketika junction basis-emitter di bias mundur (reverse bias),
Sehingga semua arus bernilai O dan VCE(Cut-off)=VCC
·
Daerah Saturasi
Ketika junction basis-emitter di
bias maju (forwar bias). Sehingga Arus Collector maksimal adalah (IC = VCC/RL)
dan VCE(Saturation) = 0 (ideal saturation). Cttn : dibutuhkan arus yang cukup
untuk membuat transistor bercaturasi nilai nya sesuai dengan rumus pada gambar.
Gambar IB minimal
Contoh Aplikasi
Transistor sebagai saklar
Gambar Rangkaian Transistor Sebagai Saklar
2. Integrated Circuit
(IC)
a.
Pengertian IC
Integrated Circuit
(IC) adalah suatu komponen elektronik yang dibuat dari bahan semi conductor,
dimana IC merupakan gabungan dari beberapa komponen seperti Resistor,
Kapasitor, Dioda dan Transistor yang telah terintegrasi menjadi sebuah
rangkaian berbentuk chip kecil, IC digunakan untuk beberapa keperluan pembuatan
peralatan elektronik agar mudah dirangkai menjadi peralatan yang berukuran
relatif kecil. Sebelum ditemukannya IC, peralatan Elektronik saat itu umumnya
memakai Tabung Vakum sebagai komponen utama yang kemudian digantikan oleh
Transistor yang memiliki ukuran yang lebih kecil. Tetapi untuk merangkai sebuah
rangkaian Elektronika yang rumit dan kompleks, memerlukan komponen Transistor
dalam jumlah yang banyak sehingga ukuran perangkat Elektronika yang
dihasilkannya pun berukuran besar dan kurang cocok untuk dapat dibawa
berpergian (portable).
Teknologi Integrated
Circuit (IC) atau Sirkuit Terpadu ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 1958
oleh Jack Kilby yang bekerja untuk Texas Instrument, setengah tahun kemudian
Robert Noyce berhasil melakukan fabrikasi IC dengan sistem interkoneksi pada
sebuah Chip Silikon. Integrated Circuit (IC) merupakan salah satu perkembangan
Teknologi yang paling signifikan pada abad ke 20. Mungkin Tanpa adanya Komponen
IC (Integrated Circuit) kamu saat ini tidak dapat menikmati peralatan
Elektronika seperti Handphone, Laptop, PC, Konsol Game Portable, Kamera Digital
dan peralatan Elektronika-elektronika lainnya yang bentuknya kecil dan dapat
dibawa bepergian kemana-mana.
b.
Aplikasi dan Fungsi IC
Berdasarkan
Aplikasi dan Fungsinya, IC (Integrated Circuit) dapat dibedakan menjadi IC
Linear, IC Digital dan juga gabungan dari keduanya.
1)
IC
Linear
IC
Linear atau disebut juga dengan IC Analog adalah IC yang pada umumnya berfungsi
sebagai :
·
Penguat
Daya (Power Amplifier)
·
Penguat
Sinyal (Signal Amplifier)
·
Penguat
Operasional (Operational Amplifier / Op Amp)
·
Penguat
Sinyal Mikro (Microwave Amplifier)
·
Penguat
RF dan IF (RF and IF Amplifier)
·
Voltage
Comparator
·
Multiplier
·
Penerima
Frekuensi Radio (Radio Receiver)
·
Regulator
Tegangan (Voltage Regulator)
2)
IC
Digital
IC
Digital pada dasarnya adalah rangkaian switching yang tegangan Input dan
Outputnya hanya memiliki 2 (dua) level yaitu “Tinggi” dan “Rendah” atau dalam
kode binary dilambangkan dengan “1” dan “0”.IC Digital pada umumnya berfungsi
sebagai :
·
Flip-flop
·
Gerbang
Logika (Logic Gates)
·
Timer
·
Counter
·
Multiplexer
·
Calculator
·
Memory
·
Clock
·
Microprocessor
(Mikroprosesor)
·
Microcontroller
Hal
yang perlu dingat bahwa IC (Integrated circuit) merupakan Komponen Elektronika
Aktif yang sensitif terhadap pengaruh Electrostatic Discharge (ESD). Jadi,
diperlukan penanganan khusus untuk mencegah terjadinya kerusakan pada IC
tersebut.
c.
Jenis-Jenis IC
1)
IC Analog ( Linier)
IC analog adalah IC
yang tersusun oleh beberapa rangkaian (linier) dan beroperasi dengan
menggunakan sinyal sinusoidal.
Macam- macam IC analog (linier) :
a)
IC Op-Amp
Disebut amplifier
operasional atau op-amp merupakan salah satu jenis IC analog yang berfungsi
sebagai rangkaian penguat. IC Op- Amp, s dibedakan menjadi dua macam/jenis
yaitu:
•
Op- Am Inverting
Op-amp inverting
merupakan rangkaian penguat yang tegangan keluarabbya berbanding terbalik
dengan tegangan masuknya. Sinyal masuk ke op-amp inverting melalui input
inverting dan menghasilkan keluaran dengan sudut fase yang berkebalikan dengan
sudut fase tegangan masukan.
Besarnya penguatan
tergantung pada faktor penguatan (gain) yang dirumuskan sebagai berikut:
Vout = -(R2/R1)Vin
Dengan :
Vout :
tegangan keluaran penguatan operasional (output)
Vin :
tegangan masukan (input)
R1 :
hambatan ke-1 (ohm)
R2 :
hambatan ke-2 (ohm)
•
Op-Amp Non-Inverting
Penguat operasional
non inverting termasuk dalam sistem analog linier, yaitu sitem yang
menghasilkan tegangan keluaran sebanding dengan tegangan masukan yang
diberikan. Penguat operasional non inverting adalah penguat yang sinyal
masukannya diberikan pada input non-inverting dan menghasilkan output dengan
sudut fase sama dengan sudut fase tegangan input.
Besarnya penguatan pada faktor penguatan
(gain) yang dirumuskan sebagai berikut:
Vout = ((Ri+R2)/R1)Vin
Dengan :
Vout :
tegangan keluaran penguatan operasional (output)
Vin :
tegangan masukan (input)
R1 :
hambatan ke-1 (ohm)
R2 :
hambatan ke-2 (ohm)
b)
IC
timer 555
IC timer 555 merupakan IC
linier yang berfungsi sebagai rangkaian pewaktu monostable dan osilator
estable. IC 555 merupakan jenis IC yang terkenal didalam dunia elektronika
analog/linier.
Pada penggunaannya , IC
555 dapat dikategorikan dalam beberapa fungsi rangkaian, antara lain sebagai
berikut:
•
Rangkaian
Monostable
Pada rangkaian monostable , IC 555
berfungsi sebagai penghasil pulsa diskrit. Pulsa akan dihasilkan pada saat IC
555 menerima siyal pemicu.
Lebar pulsa yang dihasilkan dipengaruhi
oleh hubungan RC (resistor dan kapasitor). Pulsa akan berhenti setelah kapasitor menerima 2/3 tegangan catu daya.
Lebar pulsa dapat dimodifikasi dengan
mengubah nilai resistor (R) dan kapasitor (C) sesuai
dengan rumus berikut:
t=1,1(RxC)
Dengan :
t : tegangan pulsa (detik)
R : nilai resistor (ohm)
C : nilai kapasitor (farad)
•
Rangkaian Astable
Pada rangkaian astable,
IC 555 berfungsi sebagai penghasil sinyal kotak (pulsa) dengan frekuensi tertentu secara terus menerus. R1 menghubungan Vcc dan pin7 (pin
discharge), R2 menghubungkan pin 7(pin discharge), pin 6 (threshold), dan pin 2
(trigger).
Kapasitor
melakukan pengisian pada R1 dan R2, serta hanya melakukan pengosongan pada R2.
POada rangkaian estable, frekuensi pulsa hanya dipengaruhi oleh nilai R1, R2, dan C. Rumusan
frekuensi pada rangkaian estable sebagai berikut:
f = 1/(In(2)xC(R1+R2))
Lebar pulsa high dirumuskan sebagai
berikut
high = In(2)x(R1+2R2)C
Lebar pulsa low dirumuskan sebagai
berikut :
low = In(2)xCxR2
dengan:
R : nilai resistor (ohm)
R : nilai resistor (ohm)
C : nilai kapasitor
(C)
c) IC Power
IC Power merupakan jenis IC yang beroperasi pada catu daya
. Umumnya , IC power digunakan pada rangkaian regulator, adaptor dan power supply.
2)
IC Digital
Berbeda dengan
IC analog (linier) , IC digital beroperasi pada tegangan 0
volt (low) dan 5 volt (high). IC digital tersusun dari beberapa rangkaian logika AND, OR, NOT, NAND,
NOR,dan XOR).
IC digital
sering digunakan sebagai aplikasi sakelar cepat. Pada perkembangannya, IC
digital merupakan jenis yang paling banyak digunakan dalam segala bidang elektronika, karena ukurannya kecil dan memiliki fungsi yang sangat lengkap.
3. Dioda
a. Pengertian Dioda
Pengertian
Dioda adalah komponen aktif yang memiliki dua kutub dan bersifat semikonduktor.
Dioda juga bisa dialiri arus listrik ke satu arah dan menghambat arus dari arah
sebaliknya. Diodasebenarnya tidak memiliki karakter yang sempurna, melainkan
memiliki karakter yang berhubungan dengan arus dan tegangan komplek yang tidak
linier dan seringkali tergantung pada teknologi yang digunakan serta parameter
penggunaannya.
Awal
mulanya dioda adalah sebuah piranti kristal Cat’s Wahisker dan tabung hampa.
Sedangkan pada saat ini, dioda sudah banyak dibuat dari bahan semikonduktor,
contohnya : Silikon dan Germanium. Di karenakan pengembangannya yang dilakukan
secara terpisah, dioda kristal (semikonduktor) lebih populer di bandingkan
dengan dioda termionik. Dioda termionik pertama kali ditemukan oleh Frederick
Guthrie pada tahun 1873, sedangkan dioda kristal ditemukan pada tahun 1874 oleh
peneliti asal Jerman, Karl Ferdinand Braun.
Pengertian
Dioda Termionik adalah piranti katub yang merupakan susunan elektroda di dalam
sampul gelas. Bentuk pertama kali dari dioda termionik hampir sama dengan bola
lampu pijar. Di dalam katub dioda termionik, arus listrik yang melalui filamen
pemanas secara tidak langsung memanaskan katoda. Elektroda internal lainnya
dilapisi dengan campuran barium dan strontium oksida yang merupakan oksida dari
logam alkali tanah. Dari kegiatan tersebut menghasilkan pancaran termionik
elektron ke ruang hampa. Walaupun demikian, elektron tidak dapat di pancarkan
dengan mudah ke permukaan anoda yang tidak terpanasi ketika polaritas tegangan
di balik.
Pengertian
Dioda Semikondutor sebagian besar terdapat pada teknologi pertemuan P-N
semikonduktor. Dioda P-N terdapat arus yang mengalir dari sisi Tipe-P (anoda)
menuju sisi Tipe-N (katoda), akan tetapi tidak dapat mengalir ke arah
sebaliknya. Dioda semikonduktor memiliki tipe lain yaitu dioda schottky yang di
bentuk dari pertemuan antara logam dan semikonduktor sebagai ganti dari
pertemuan P-N konvensional.
b. Jenis-Jenis Dioda
Semua
jenis dioda memiliki fungsi yang berbeda-beda yang sesuai dengan nama dioda itu
sendiri. Jenis-Jenis Dioda terbagi menjadi beberapa bagian,yaitu :
Jenis-Jenis
Dioda
1)
Light Emiting Diode (Dioda Emisi Cahaya)
Dioda
yang sering disingkat LED ini merupakan salah satu piranti elektronik yang
menggabungkan dua unsur yaitu optik dan elektronik yang disebut juga sebagai
Opteolotronic.dengan masing-masing elektrodanya berupa anoda (+) dan katroda
(-), dioda jenis ini dikategorikan berdasarkan arah bias dan diameter cahaya
yang dihasilkan, dan warna nya.
2)
Diode Photo (Dioda Cahaya)
Dioda
jenis ini merupakan dioda yang peka terhadap cahaya, yang bekerja pada pada
daerah-daerah reverse tertentu sehingga arus cahaya tertentu saja yang dapat
melewatinya, dioda ini biasa dibuat dengan menggunakan bahan dasar silikon dan
geranium. Dioda cahaya saat ini banyak digunakan untuk alarm, pita data
berlubang yang berguna sebagai sensor, dan alat pengukur cahaya (Lux Meter).
3)
Diode Varactor (Dioda Kapasitas)
Dioda
jenis ini merupakan dioda yang unik, karena dioda ini memiliki kapasitas yang
dapat berubah-ubah sesuai dengan besar kecilnya tegangan yang diberikan kepada
dioda ini, contohnya jika tegangan yang diberikan besar, maka kapasitasnya akan
menurun,berbanding terbalik jika diberikan tegangan yang rendah akan semakin
besar kapasitasnya, pembiasan dioda ini secara reverse. Dioda jenis ini banyak
digunakan sebagai pengaturan suara pada televisi, dan pesawat penerima radio.
4)
Diode Rectifier (Dioda Penyearah)
Dioda
jenis ini merupakan dioda penyearah arus atau tegangan yang diberikan,
contohnya seperti arus berlawanan (AC) disearahkan sehingga menghasilkan arus
searah (DC). Dioda jenis ini memiliki karakteristik yang berbeda-beda sesuai
dengan kapasitas tegangan yang dimiliki
5)
Diode Zener
Dioda
jenis ini merupakan dioda yang memiliki kegunaan sebagai penyelaras tegangan
baik yang diterima maupun yang dikeluarkan, sesuai dengan kapasitas dari dioda
tersebut, contohnya jika dioda tersebut memiliki kapasitas 5,1 V, maka jika
tegangan yang diterima lebih besar dari kapasitasnya, maka tegangan yang
dihasilkan akan tetap 5,1 tetapi jika tegangan yang diterima lebih kecil dari
kapasitasnya yaitu 5,1, dioda ini tetap mengeluarkan tegangan sesuai dengan
inputnya.
Dapat
disimpulkan bahwa Jenis-Jenis Dioda tersebut memiliki berbagai kegunaan
tersendiri yang dapat memanipulasi berbagai tegangan yang masuk melalui dioda
tersebut. Jenis-jenis Dioda diatas merupakan beberapa contoh jenis dioda yang
saat ini sudah ada dan dikembangkan, masih banyak lagi contoh lain dari jenis
dioda ini.
c. Prinsip Kerja
Prinsip
Kerja Dioda pada umumnya adalah sebagai alat yang terbentuk dari beberapa bahan
semikonduktor dengan muatan Anode (P) dan muatan Katode (N) yang biasanya
terdiri dari geranium atau silikon yang digabungkan, dan muatan yang bertipe N
merupakan bahan dengan kelebihan elektron, dan sebaliknya muatan bertipe P
merupakan bahan dengan kekurangan satu elektron yang dipisahkan oleh depletion
layer yang terjadi akibat keseimbangan kedua muatan tersebut, oleh karena itu
dioda tersebut menghasilkan suatu hole yang berfungsi sebagai pembawa tegangan
atau muatan sehingga terjadi perpindahan sekaligus pengaliran arus yang terjadi
di hole tersebut yang menghasilkan tegangan arus searah atau biasa disebut
dengan DC.
Prinsip
Kerja Dioda berbeda dengan prinsip atau teori elektron yang menyebutkan bahwa
arus listrik yang terjadi dikarenakan oleh pergerakan elektron dari kutub
positif menuju ke kutub negatif, tetapi dioda ini hanya mengalirkan arus satu
arah saja, yaitu DC. Oleh karena jika dioda dialiri oleh tegangan P yang lebih
besar dari muatan N, maka elektron yang terdapat pada muatan N akan mengalir ke
muatan P yang disebut sebagai Forward Bias, bila terjadi sebaliknya, yaitu jika
dioda tersebut dialiri dengan tegangan N yang lebih besar daripada tegangan P,
maka elektron yang ada di dalamnya tidak akan bergerak, sehingga dioda tidak
mengaliri muatan apapun, pada kondisi seperti ini sering disebut sebagai
reverse bias.
Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa Prinsip Kerja Dioda merupakan salah satu alat
yang sangat unik karena mampu memanipulasi muatan hingga menjadi muatan yang
searah atau DC. Sambungan antara muatan anoda (P) dengan muatan katoda (N)
dinamakan sebagai depletion layer (lapisan deplesi) dimana terjadi keseimbangan
muatan elektron dan hole. Biasanya pada sisi P banyak terbentuk hole-hole yang
siap menerima muatan elektron, sedangkan pada sisi N banyak elektron yang siap
untuk membebaskan diri, dengan kata lain jika sisi P diberi muatan potensial
yang lebih, maka elektron dari sisi N akan langsung mengisi setiap hole-hole
yang ada di sisi P.
d.
Karakteristik
Dioda
Karakteristik
Dioda dapat diketahui dengan cara memasang dioda seri dengan sebuah catu daya
dc dan sebuah resistor. Dengan menggunakan rangkaian tersebut maka akan dapat
diketahui tegangan dioda dengan variasi sumber tegangan yang diberikan. Seperti
yang telah kita ketahui bahwa dioda adalah komponen aktif dari dua elektroda
(katoda dan anoda) yang sifatnya semikonduktor, jadi dengan sifatnya tersebut dioda
tidak hanya memperbolehkan arus listrik mengalir ke satu arah, tetapi juga
menghambat arus dari arah sebaliknya. Dioda dapat dibuat dari Germanium (Ge)
dan Silikonatau Silsilum (Si). Komponen aktif ini mempunyai fungsi sebagai;
pengaman, penyearah, voltage regulator, modulator, pengendali frekuensi,
indikator, dan switch.
Berdasarkan
fungsinya, dioda terbagi atas; Dioda Kontak Titik, Dioda Hubungan, LED, Dioda
Foto, Dioda kapasiansi Variabel, Dioda Bridge dan Dioda Zener. Dioda Kontak
Titik atau Point Contact Diode biasanya digunakan untuk mengubah frekuensi dari
tinggi ke rendah. Contohnya, OA70, OA90, dan 1N60. Dioda hubungan, adalah salah
satukarakteristik dioda yang mengalirkan tegangan yang besar namun hanya
searah. Sedangkan LED atau Light Emiting Diode adalah jenis komponen yang dapat
mengeluarkan cahay bila diberikan forward bias. Berbeda dengan LED, Dioda foto
atau bisa disebut dengan Foto Dioda akan menghasilkan arus listrik apabila
terkena cahaya. Besarnya arus listrik tergantung dari seberapa besar cahaya
yang masuk.
Dioda
Kapasiansi Variabel, atau bisa disebut juga dengan dioda varicap atau varactor
yang bila dipasang terbalik akan berperan sebagai kondensator ini banyak
digunakan pada modulator FM dan juga pada VCO suatu PLL ( Phale Lock Lopp).
Dioda yang berfungsi sebagai power supply adalah Dioda Bridge. Komponen ini
adalah silikon yang dirangkai menjadi bridge menjadi satu komponen utuh
.Berbagai macam bentuk dioda ini banyak dijula di pasaran dengan berbagai macam
besar kapasitasnya. Yang terakhir adalah Dioda Zener. Komponen aktif ini
biasanya digunakan pada pembatas tegangan dan berfungsi sebagai voltage
stabilizer atau voltage regulator. Karakteristik dioda ini adalah mempunyai
sifat tegangan terbaliknya stabil.
e. Simbol Dioda
Simbol
Dioda untuk masing-masing diode berbeda dan masing-masing simbol menggambarkan
cara kerja serta struktur dari dioda tersebut. Dioda sendiri disimbolkan dengan
gambar yang menyerupai anak panah yang pada sisi ujungnya terdapat garis
mendatar yang melintang, mengarah kearah kanan dengan dibatasi oleh garis
vertikal yang memisahkan antara anak panah dengan garis mendatar yang melintang
tersebut. Yang pada pangkal anak panah nya disebut anoda atau kaki positif (+),
dan ujung anak panah tersebut dinamakan katoda atau kaki negatif (-).
Beberapa
macam Simbol Dioda antara lain adalah :
1) Dioda
Zener yang disimbolkan dengan menyerupai anak panah mengarah ke kanan yang
diikuti dengan garis mendatar yang melintang melalui kedua sisi nya tersebut,
dengan dibatasi oleh garis vertikal dengan tambahan garis kecil mendatar kearah
kanan untuk bagian atas, dan garis mendatar kearah kiri pada bagian bawahnya
yang menandakan terjadinya penstabilan tegangan atau arus yang searah (DC).
2) Dioda
Foto yang disimbolkan sama persis seperti simbol dioda biasa dengan tambahan
gambar 2 buah anak panah kecil di bagian atas kepala anak panah utama yang
mengarah serong ke kiri bawah yang menandakan bahwa dioda tersebut menghasilkan
arus listrik ketika mendapat cahaya.
3) Dioda
Emisi Cahaya yang disimbolkan sama persis seperti simbol dioda biasa dengan
tambahan gambar 2 buah anak panah kecil yang sama dengan simbol yang dioda foto
miliki, tetapi memiliki arah yang berbanding terbalik yaitu serong atas kanan,
yang menandakan bahwa dioda tersebut akan menghasilkan cahaya ketika
mendapatkan muatan DC.
4) Dioda
Varaktor yang disimbolkan hampir mirip dengan dioda biasa yang dipotong oleh 2
garis vertikal pada ujung anak panah secara sejajar, dengan dilanjutkan garis
mendatar di tengah-tengahnya, menandakan bahwa dioda tersebut bergabung dengan
kapasitor.
5) Dioda
Terobosan yang disimbolkan sama persis seperti simbol dioda biasa dengan
tambahan garis 2 garis kecil mendatar pada tiap ujung garis tersebut baik ujung
atas maupun bawahnya yang mengarah ke kanan yang menandakan bahwa adanya suatu
karakteristik resistansi negatif.
Beberapa Simbol Dioda sangat mirip
dari satu sama dengan lainnya, yang membedakan hanya cara kerja dan
karakteristik dari dioda masing-masing.
f.
Fungsi
Dioda
Fungsi
Dioda sangat penting didalam rangkaian elektronika. Karena dioda adalah
komponen semikonduktor yang terdiri dari penyambung P-N. Dioda merupakan
gabungan dari dua kata elektroda, yaitu anoda dan katoda. Sifat lain dari dioda
adalah menghantarkan arus pada tegangan maju dan menghambat arus pada aliran
tegangan balik. Selain itu, masih banyak lagi fungsi diodalainnya, sebagai
berikut :
·
Sebagai penyearah untuk komponen dioda
bridge.
·
Sebagai penstabil tegangan pada komponen
dioda zener.
·
Sebagai pengaman atau sekering.
·
Sebagai pemangkas atau pembuang level
sinyal yang ada di atas atau bawah tegangan tertentu pada rangkaian clipper.
·
Sebagai penambah komponen DC didalam
sinyal AC pada rangkaian clamper.
·
Sebagai pengganda tegangan.
·
Sebagai indikator untuk rangkaian LED
(Light Emiting Diode).
·
Dapat digunakan sebagai sensor panas pada
aplikasi rangkaian power amplifier.
·
Sebagai sensor cahaya pada komponen dioda
photo.
·
Sebagai rangkaian VCO (Voltage Controlled
Oscilator) pada komponen dioda varactor.
Secara
keseluruhan dioda dapat kita contohkan sebagai katup, dimana katup tersebut
akan terbuka pada saat air mengalir dari belakang menuju ke depan. Sedangkan
katup akan menutup apabila ada dorongan aliran air dari depan katub. Simbol
dioda digambarkan dengan anak panah yang diujungnya terdapat garis yang
melintang. Cara kerja dioda dapat kita lihat dari simbolnya. Karena pada pangkal
anak panah disebut sebagai anoda (P) dan pada ujung anak panah dapat disebut
sebagai katoda (N).
Pada
umumnya, dioda terbuat dari bahan silikon yang sudah dibekali tegangan pemicu.
Tegangan pemicu ini sangat diperlukan agar elektron bisa langsung mengisi hole
melalui area depletin layer. Didalam komponen dioda tidak akan terjadi
pemindahan elekrton hole dari P ke N maupun sebaliknya. Itu di sebabkan hole
dan elektron akan tertarik ke arah kutub yang berlawanan. Bahkan lapisan
depletion layer semakin besar dan menghalangi terjadinya arus.
C.
Komponen Pasif
Komponen pasif adalah jenis komponen
elektronika yang bekerja tanpa memerlukan arus listrik sehingga tidak bisa
menguatkan dan menyearahkan sinyal listrik serta tidak dapat mengubah suatu
energi ke bentuk lainnya.Komponen pasif ini, walaupun tidak diberi arus atau
tegangan listrik tetapi dapat bekerja dan beroperasi dengan baik.
D.
Jenis-Jenis Komponen
Pasif
1.
Resistor
1)
Pengertian Resistor
Resistor merupakan komponen elektronik yang memiliki dua pin dan
didesain untuk mengatur tegangan listrik dan arus listrik, dengan resistansi
tertentu (tahanan) dapat memproduksi tegangan listrik di antara kedua pin,
nilai tegangan terhadap resistansi berbanding lurus dengan arus yang mengalir,
berdasarkan hukum Ohm:
Resistor digunakan sebagai bagian dari rangkaian elektronik dan
sirkuit elektronik, dan merupakan salah satu komponen yang paling sering
digunakan. Resistor dapat dibuat dari bermacam-macam komponen dan film, bahkan
kawat resistansi (kawat yang dibuat dari paduan resistivitas tinggi seperti
nikel-kromium).
Karakteristik utama dari resistor adalah resistansinya dan daya
listrik yang dapat dihantarkan. Karakteristik lain termasuk koefisien suhu,
derau listrik (noise), dan induktansi.
Resistor dapat diintegrasikan kedalam sirkuit hibrida dan papan
sirkuit cetak, bahkan sirkuit terpadu. Ukuran dan letak kaki bergantung pada
desain sirkuit, kebutuhan daya resistor harus cukup dan disesuaikan dengan
kebutuhan arus rangkaian agar tidak terbakar.
2)
Konstruksi
1)
Komposisi karbon
Resistor komposisi karbon terdiri dari sebuah unsur resistif
berbentuk tabung dengan kawat atau tutup logam pada kedua ujungnya. Badan
resistor dilindungi dengan cat atau plastik. Resistor komposisi karbon lawas
mempunyai badan yang tidak terisolasi, kawat penghubung dililitkan disekitar
ujung unsur resistif dan kemudian disolder. Resistor yang sudah jadi dicat
dengan kode warna sesuai dengan nilai resistansinya.
Unsur resistif dibuat dari campuran serbuk karbon dan bahan
isolator (biasanya keramik). Resin digunakan untuk melekatkan campuran.
Resistansinya ditentukan oleh perbandingan dari serbuk karbon dengan bahan
isolator. Resistor komposisi karbon sering digunakan sebelum tahun 1970-an,
tetapi sekarang tidak terlalu populer karena resistor jenis lain mempunyai
karakteristik yang lebih baik, seperti toleransi, kemandirian terhadap tegangan
(resistor komposisi karbon berubah resistansinya jika dikenai tegangan lebih),
dan kemandirian terhadap tekanan/regangan. Selain itu, jika resistor menjadi
lembab, panas solder dapat mengakibatkan perubahan resistansi dan resistor jadi
rusak.
Walaupun begitu, resistor ini sangat reliabel jika tidak pernah
diberikan tegangan lebih ataupun panas lebih.
Resistor ini masih diproduksi, tetapi relatif cukup mahal.
Resistansinya berkisar antara beberapa miliohm hingga 22 MOhm.
2)
Film karbon
Selapis film karbon diendapkan pada selapis substrat isolator,
dan potongan memilin dibuat untuk membentuk jalur resistif panjang dan sempit.
Dengan mengubah lebar potongan jalur, ditambah dengan resistivitas karbon
(antara 9 hingga 40 µΩ-cm) dapat memberikan resistansi yang lebar. Resistor
film karbon memberikan rating daya antara 1/6 W hingga 5 W pada 70 °C.
Resistansi tersedia antara 1 ohm hingga 10 MOhm. Resistor film karbon dapat
bekerja pada suhu di antara -55 °C hingga 155 °C. Ini mempunyai tegangan kerja
maksimum 200 hingga 600 v.
3)
Film logam
Unsur resistif utama dari resistor foil adalah sebuah foil logam
paduan khusus setebal beberapa micrometer.
Resistor foil merupakan resistor dengan presisi dan stabilitas
terbaik. Salah satu parameter penting yang memengaruhi stabilitas adalah
koefisien temperatur dari resistansi (TCR). TCR dari resistor foil sangat
rendah. Resistor foil ultra presisi mempunyai TCR sebesar 0.14ppm/°C, toleransi
±0.005%, stabilitas jangka panjang 25ppm/tahun, 50ppm/3 tahun, stabilitas beban
0.03%/2000 jam, EMF kalor 0.1μvolt/°C, desah -42 dB, koefisien tegangan
0.1ppm/V, induktansi 0.08μH, kapasitansi 0.5pF
d.
Menghitung Nilai
Resistor
Nilai resistor dapat diketahui dengan kode warna dan kode huruf
pada resistor. Resistor dengan nilai resistansi ditentukan dengan kode warna
dapat ditemukan pada resistor tetap dengan kapasitas daya rendah, sedangkan
nilai resistor yang ditentukan dengan kode huruf dapat ditemui pada resistor tetap
daaya besar dan resistor variable.
1)
Kode Warna Resistor
Cicin warna yang terdapat pada resistor
terdiri dari 4 ring 5 dan 6 ring warna. Dari cicin warna yang terdapat dari
suatu resistor tersebut memiliki arti dan nilai dimana nilai resistansi
resistor dengan kode warna yaitu :
a)
Resistor dengan 4 cincin kode warna
Maka cincin ke 1 dan ke 2 merupakan digit angka, dan cincin kode
warna ke 3 merupakan faktor pengali kemudian cincin kode warnake 4 menunjukan
nilai toleransi resistor.
b)
Resistor dengan 5 cincin kode warna
Maka cincin ke 1, ke 2 dan ke 3 merupakan digit angka, dan
cincin kode warna ke 4 merupakan faktor pengali kemudian cincin kode warna ke 5
menunjukan nilai toleransi resistor.
c)
Resistor dengan 6 cincin warna
Resistor dengan 6 cicin warna pada prinsipnya sama dengan
resistor dengan 5 cincin warna dalam menentukan nilai resistansinya. Cincin ke
6 menentukan coefisien temperatur yaitu temperatur maksimum yang diijinkan
untuk resistor tersebut.
2)
Kode Huruf Resistor
Resistor dengan kode huruf dapat kita baca
nilai resistansinya dengan mudah karenanilia resistansi dituliskan secara
langsung. Pad umumnya resistor yang dituliskan dengan kode huruf memiliki
urutan penulisan kapasitas daya, nilai resistansi dan toleransi resistor. Kode
huruf digunakan untuk penulisan nilai resistansi dan toleransi resistor.
a)
Kode Huruf Untuk Nilai Resistansi :
•
R, berarti x1 (Ohm)
•
K, berarti x1000 (KOhm)
•
M, berarti x 1000000 (MOhm)
b)
Kode Huruf Untuk Nilai Toleransi :
•
F, untuk toleransi 1%
•
G, untuk toleransi 2%
•
J, untuk toleransi 5%
•
K, untuk toleransi 10%
•
M, untuk toleransi 20%
Dalam menentukan suatu resistor dalam suatu
rangkaian elektronika yang harus diingat selain menentukan nilai resistansinya
adalah menentukankan kapasitas daya dan toleransinya. Hal ini berkaitan dengan
harga jual resistor dipasaran dan luas area yang dibutuhkan dalam meletakan
resistor pada rangkaian elektronika. Untuk jenis-jenis resistor keperluan khusus
dan resistor dengan karakteristik khusus akan dibahas dalam artikel lain.
e.
Fungsi Resistor
Fungsi dan kegunaan resistor pada rangkaian
1)
Sebagai pembagi arus dan pembagi tegangan
2)
Sebagai penurun tegangan
3)
Sebagai penghambat arus listrik.
Untuk menyatakan resentasi dan sebaliknya disertakan batas
kemampuan dayanya. Berbagai resistor dibuat dari berbagai bahan-bahan yang
berbeda dan sifat-sifat yang berbeda. Spesifik yang lain yang harus
diperhatikan dalam memilih resistor pada suatu rancangan selain besar resentasinya
adalah besar watt-nya karena resistor bekerja di alirin arus listrik maka akan
terjadi disipasi daya berupa panassebesar W=I2R watt. Semakin besar ukuran
fisik suatu resistor bisa menunjukkansemakin besar kemampuan disipasi daya
resistor tersebut. Umumnya di pasar tersedia ukuran 1/8, 1/4, 1, 2, 5, 10 dan
20 watt. Resistor yang memiliki disipasidaya 5, 10 dan 20 watt umumnya
berbentuk kubik memanjang persegi empat berwarna putih, namun ada juga yang
berbentuk silinder. Tetapi biasanya untuk resistor ukuran jumbo ini nilai
resistansi dicetak langsung dibadannya, misalnya100*5W. Resistor dalam teori
dan prakteknya di tulis dengan perlambangan huruf R. Dilihat dari ukuran fisik
sebuah resistor yang satu dengan yang lainnya tidak berarti sama besar nilai hambatannya. Nilai
hambatan resistor di sebut resistansi.
f.
Jenis-Jenis Resistor
dan Penggunaanya
Berdasarkan jenis dan bahan yang digunakan untuk membuat
resistor dibedakan menjadi resistor kawat, resistor arang dan resistor oksida
logam atau resistor metal film.
1)
Resistor Kawat (Wirewound Resistor )
Resistor kawat atau wirewound resistor merupakan resistor yang
dibuat dengan bahat kawat yang dililitkan. Sehingga nilai resistansiresistor
ditentukan dari panjangnya kawat yang dililitkan. Resistor jenis ini pada
umumnya dibuat dengan kapasitas daya yang besar.
2)
Resistor Arang (Carbon Resistor)
Resistor arang atau resistor karbon merupakan resistor yang
dibuat dengan bahan utama batang arang atau karbon. Resistor karbon ini
merupakan resistor yang banyak digunakan dan banyak diperjual belikan. Dipasaran
resistor jenis ini dapat kita jumpai dengan kapasitas daya 1/16 Watt, 1/8 Watt,
1/4 Watt, 1/2 Watt, 1 Watt, 2 Watt dan 3 Watt.
3)
Resistor Oksida Logam (Metal Film Resistor)
Resistor oksida logam atau lebih dikenal dengan nama resistor
metal film merupakan resistor yang dibuah dengan bahan utama oksida logam yang
memiliki karakteristik lebih baik. Resistor metal film ini dapat ditemui dengan
nilai tolerasni 1% dan 2%. Bentuk fisik resistor metal film ini mirip
denganresistor kabon hanya beda warna dan jumlah cicin warna yang digunakan
dalam penilaian resistor tersebut. Sama seperti resistorkarbon, resistor metal
film ini juga diproduksi dalam beberapa kapasitas daya yaitu 1/8 Watt, 1/4
Watt, 1/2 Watt. Resistor metal film ini banyak digunakan untuk keperluan
pengukuran, perangkat industri dan perangkat militer.
Kemudian berdasarkan nilai resistansinya resistor dibedakan
menjadi 2 jenis yaitu resistor tetap (Fixed Resistor) dan resistor tidak tetap
(Variable Resistor)
a) Fixed Resistor
Merupakan
resistor yang mempunyai nilai tetap. Ciri fisik dari resistor ini adalah bahan
pembuat resisttor terdapat ditengah–tengah dan pada pinggirnya terdapat 2
Conducting Metal, bisanya kemasan seperti ini disebut dengan Axial. Ukuran
fisik fixed resistor bermacam – macam, tergantung pada daya resistor yang
dimilikinya. Misalnya fixed resistor dengan daya 5 watt pasti mempunyai bentuk
fisik yang jauh lebih besar dibandingkan dengan fixed resistor yang mempunyai
daya ¼ watt. Dari yang paling atas dapat dilihat bentuk fisik dari resistor
dengan daya 1/8, ¼, 1, 2, dan 5 watt.
Selain
kemasan axial terdapat pula kemasan lain yang disebut SIP (Single-In-Line).
Didalam kemasan ini terdapat lebih dari 1 resistor yang biasanya disusun
pararel dan mempunyai 1 pusat yang dinamakan common..
Tipe
atau jenis resistor saat ini sangat beragam, tergantung dari pemakain untuk
suatu sistem elektronika yang akan kita rancang. Berikut ini akan dijelaskan
sedikit tentang penggunaan resistor berdasarkan tipe atau jenisnya.
·
Precision
Wirewound resistor
Merupakan tipe resistor yang
mempunyai tingkat keakuratan sangat tinggi sampai 0.005% dan TCR (Temperature
coeffisient of resistance) sangat rendah. Sehingga sangat cocok digunakan untuk
aplikasi DC yang membutuhkan keakuratan yang sangat tinggi. Tetapi jangan
menggunakan jenis ini untuk aplikasi rf (radio frequency) sebab mempunyai Q
resonant frequency yang rendah. Contoh aplikasi penggunaan resistor ini adalah
DC Measuring equipment, dan reference resistor untuk voltage regulator dan
decoding Network.
·
NIST
Standard resistor
NIST (National Institute of Standard
and Technology) merupakan tipe resistor dengan tingkat keakuratan paling tinggi
yaitu 0.001% , TCR yang rendah dan sangat stabil dibandingkan dengan Precision
Wirewound Resistor. Komponen ini biasanya digunakan sebagai standard di dalam
verifikasi keakuratan dari suatu alat ukur resistive.
·
Power
Wirewound resistor
Biasanya resistor ini digunakan
untuk aplikasi yang membutuhkan daya yang yang sangat besar. Komponen ini dapat
mengatasi daya yang besar dibandingkan dengan resistor yang lain. Karena panas
yang ditimbulkan cukup besar biasanya resistor ini dilapisi oleh bahan seperti
ceramic Tube, Ceramic rods, anodized aluminum, fiberglass mandels, dll . Gambar
disamping merupakan contoh dari Power Wirewound resistor.
·
Fuse
Resistor
Komponen ini
selain berfungsi sebagai resistor, juga berfungsi sebagai sekering. Resistor
ini didesain sedemikian rupa sehingga bila ada arus yang sangat besar melalui
maka hambatannya menjadi takterhingga. Pada kondisi normal suhu dari resistor
ini akan panas ketika ada arus yang melaluinya.
·
Carbon
Composition
Ini merupakan salah satu tipe
resistor yang banyak sekali dijual dipasaran. Biasanya untuk nilai hambatan
yang besar, misalnya 1K2, 2K2, 4K7, dll mudah mencarinya. Tetapi untuk nilai
hambatan yang kecil, misalnya 2Ω, 3Ω, dll susah dicari. Resistor ini memiliki
koefisien temperature dengan batas 1000 ppm/°C terhadap nilai hambatannya,
dimana nilai hambatannya akan turun ketika suhunya naik. Selain itu resistor
juga memiliki koefisien tegangan, dimana nilai hambatan akan berubah ketika
diberi tegangan. Semakin besar tegangan maka semakin besar perubahannya.
Voltage Rating dari resistor Carbon Composition ditentukan berdasarkan ukuran
fisik, nilai, dan dayanya. Pada saat menggunakan resistor jenis ini diharapkan
agar berhati – hati didalam perancangan, karena dapat menghasilkan noise dimana
noise ini tergantung pada nilai dari resistor dan ukurannya.
·
Carbon
Film Resistor
Resistor jenis Carbon Film mempunyai
karakteristik yang sama dengan resistor carbon composition tetapi noise,
voltage coeficient, temperature coeficient nilainya lebih rendah. Carbon Film
Resistor dibuat dengan memotong batangan keramik yang panjang dan kemudian dicampur
dengan material karbon. Frekuensi respon dari resistor ini jauh lebih bagus
dibandingkan dengan wirewound dan lebih bagus lagi dibandingkan dengan carbon
composition. Dimana wirewound akan menjadi suatu induktansi ketika frekuensinya
rendah dan akan menjadi kapasitansi apabila frekuensinya tinggi. Dan untuk
carbon composition hanya menjadi kapasitansi apabila dilalui oleh frekuensi
tinggi dan frekuensi rendah.
·
Metal
Film Resistor
Metal Film resistor merupakan
pilihan terbaik dari jenis resistor Carbon composition dan carbon film . Karena
resistor ini lebih akurat, tidak mempunyai voltage coefisient, noise dan
temperature coefisient yang lebih rendah. Tetapi resistor ini tidak sebagus
jenis resistor Precision wirewound. Bahan dasar pembuat dari resistor ini
adalah metal dan keramik, bahan ini mirip seperti yang digunakan untuk
membentuk carbon film resistor.
·
Foil
Resistor
Resistor ini mempunyai karakteristik
yang sama dengan jenis metal film. Kelebihan utama dibandingkan dengan metal
film adalah tingkat kestabilannya yang lebih tinggi, TCR paling kecil, dan frek
respon tinggi. Selain kelebihan terdapat pula kelemahan yaitu nilai maksimum
dari resistor ini lebih kecil dari nilai resistor metal film. Resistor ini
biasanya dipakai di dalam strain gauge, nilai strain dapat diukur berdasarkan
perubahan nilai resistansinya. Ketika digunakan sebagai strain gauge, foil-nya
dipasangkan di suatu substrate fleksibel sehingga dapat dipasang didaerah
tempat pengukuran strain dilakukan.
·
Power
Film Resistor
Material yang digunakan untuk
membuat resistor ini sama dengan jenis metal film dan carbon film. Tetapi
karakteristik dayanya lebih tinggi. Power film resistor mempunyai nilai yang
lebih tinggi dan respon frekuensi yang lebih baik dibandingkan Power wirewound
resistor. Resistor ini banyak digunakan untuk aplikasi power karena membutuhkan
frekuensi respon yang baik, daya yang tinggi dan nilai yang lebih besar
daripada power wirewound resistor. Biasanya komponen ini memiliki toleransi
yang cukup lebar.
b) Variable Resistor
Untuk kelas resistor yang kedua ini terdapat 2 tipe. Untuk tipe
pertama dinamakan variable resistor dan nilainya dapat diubah sesuai keinginan
dengan mudah dan sering digunakan untuk pengaturan volume, bass, balance, dll.
Sedangkan yang kedua adalah semi-fixed resistor. Nilai dari resistor ini
biasanya hanya diubah pada kondisi tertentu saja. Contoh penggunaan dari
semi-fixed resistor adalah tegangan referensi yang digunakan untuk ADC, fine
tune circuit, dll. Ada beberapa model pengaturan nilai Variable resistor, yang
sering digunakan adalah dengan cara memutar. Pengubahan nilai dengan cara
memutar biasanya terbatas sampai 300 derajat putaran. Ada beberapa model
variable resistor yang harus diputar berkali – kali untuk mendapatkan semua
nilai resistor. Model ini dinamakan “Potentiometers” atau “Trimmer
Potentiometers”. Pada gambar 4 disamping untuk bentuk 3 biasanya digunakan
untuk volume kontrol. Bentuk yang ke 2 merupakan semi fixed resistor dan
biasanya di pasang pada PCB (Printed Circuit Board). Sedangkan bentuk 1 juga
juga trimmer Potentiometers.
Ada
3 tipe didalam perubahan nilai dari resistor variabel, perubahan tersebut dapat
dilihat pada gambar 5. Pada saat tipe A diputar searah jarum jam, awalnya
perubahan nilai resistansi lambat tetapi ketika putarannya mencapai setengah
atau lebih nilai perubahannya menjadi sangat cepat. Tipe ini sangat cocok
dengan karakteristik telinga manusia. Karena telinga sangat peka ketika
membedakan suara dengan volume yang lemah, tetapi tidak terlalu sensitif untuk
membedakan perubahan suara yang keras. Biasanya tipe A ini juga disebut
sebagai “Audio Taper” potensiometer. Untuk tipe B perubahan resistansinya adalah linier dan cocok
digunakan untuk Aplikasi Balance Control, resistance value adjustment in
circuit, dll. Sedangkan untuk tipe C perubahan resistansinya kebalikan dati
tipe A. Biasanya tipe ini digunakan untuk fungsi – fungsi yang khusus.
Kebanyakan untuk resistor variabel digunakan tipeA dan tipe B.
4) CDS (Cadmium Sulfide Photocell)
Jenis
resistor ini perubahan nilainya tergantung pada banyaknya cahaya yang mengenai
dirinya. Biasanya resistor ini juga disebut LDR (Light Depend Resistor). Banyak
sekali tipe dari komponen ini tergantung pada sensitivitas cahaya, ukuran,
nilai hambatan, dll. Pada gambar 6 terdapat contoh salah satu bentuk CDS
photocell. CDS ini mempunyai diameter 8 mm, tinggi 4 mm, dengan bentuk
silinder. Pada kondisi ruangan yang terang nilai hambatannya adalah 200 ohm,
sedangkan saat kondisi ruangan gelap maka nilai hambatannya 2M ohm.
5) Termistor (Thermally Resistive
Resistor)
Resistor
ini nilai hambatannya berubah berdasarkan temperature dan biasa digunakan untuk
sensor suhu. Ada 3 tipe termistor antara lain :
•
NTC ( Negative Temperature Coefficient Thermistor )
•
Pada
saat suhu disekitarnya naik nilai hambatannya menurun.
•
PTC ( Positive Temperature Coefficient Thermistor)
•
Pada
saat suhu disekitarnya naik nilai hambatannya naik.
•
CTR ( Critical Temperature Resistor )
•
Nilai
hambatannya akan menurun dengan cepat ketika suhu disekitarnya naik diatas suhu
yang specific point.
g.
Karakteristik Resistor
Karakteristik berbagai macam resistor
dipengaruhi oleh bahan yang digunakan. Resistansi resistor komposisi akan tidak
stabil karena sebabkan pengaruh suhu, jika suhu naik maka resistansi turun. Hal
inilah yang menyebabkan resistor kurang sesuai apabila digunakan dalam
rangkaian elektronika tegangan tinggi dan arus besar.
Resistansi sebuah resistor komposisi
berbeda antara kenyataan dari resistansi nominalnya. Jika perbedaan nilai
sampai 10 % tentu kurang baik pada rangkaian yang memerlukan ketepatan
tinggi.
Pada Resistor variabel resistansinya
berubah-ubah sesuai dengan perubahan dari pengaturannya. Resistor variabel
dengan pengatur mekanik, pengaturan
oleh cahaya, pengaturan oleh temperature suhu atau pengaturan lainnya.
Jika perubahan nilai, resistansi potensiometer sebanding dengan kedudukan
kontak gesernya maka potensiometer semacam
ini disebut potensiometer
linier. Tetapi jika
perubahan nilai resistansinya
tidak sebanding dengan kedudukan kontak gesernya disebut potensio logaritmis.
Secara teori
sebuah resistor dinyatakan
memiliki resistansi murni,
akan tetapi pada prakteknya sebuah
resistor mempunyai sifat
tambahan yaitu sifat
induktif dan kapasitif.
Pada dasarnya, resistor
bernilai rendah cenderung mempunyai
sifat induktif dan
resistor bernilai tinggi resistor tersebut mempunyai sifat
tambahan kapasitif.
Suhu memiliki pengaruh yang cukup
berarti terhadap suatu hambatan. Didalam penghantar ada electron bebas yang
jumlahnya sangat besar sekali, dan sembarang energi panas yang dikenakan
padanya akan memiliki
dampak yang sedikit
pada jumlah total pembawa
bebas. Kenyataannya energi panas
hanya akan meningkatkan
intensitas gerakan acak
dari partikel yang
berada dalam bahan yang membuatnya semakin sulit bagi aliran electron
secara umum pada sembarang satu arah yang
ditentukan.
Hasilnya adalah
untuk penghantar yang
bagus, peningkatan suhu
akan menghasilkan peningkatan harga tahanan. Akibatnya, penghantar
memiliki koefisien suhu positif.
h.
Prinsip Kerja Resistor
Resistor akan bekerja dan akan selalu mendisipasikan energi bila
ada arus litrik yang mengalir melalui resistor tersebut, energi akan didisipasikan
dalam bentuk panas. Resistor yang dirangkai seri akan bersifat sebagai pembagi
tegangan. Resistor yang dirangkai peralel akan bersifat sebagai pembagi arus
Cara kerja Resistor secara sederhana dapat di analogikan sebagai
berikut :
Bayangkan sebuah pipa berisi air yang mengalir. Tegangan listrik
(Voltage) dianalogikan sebagai tekanan air. Arus listrik dianalogikan sebagai
aliran air. Apabila diameter pipa kita ubah ubah maka kondisi ini akan
mempengaruhi jumlah aliran air. Bila diameter pipa kita persempit maka jumlah
air yg mengalir akan semakin sedikit.Bila kita tingkatkan tekanan air maka akan
mengakibatkan dilepaskannya energi panas dalam pipa yg dipersempit itu.Hal ini
akan mengakibatkan munculnya perbedaan tegangan antara titik awal pipa dengan
titik akhir yg dipersempit
Dari proses diatas maka simbol dari resistor adalah garis zig
zag. Resistor didefinisikan dengan parameter berikut ini :
1)
Resistansi - Besarnya hambatan arus listrik (Ohms)
2)
Disipasi Panas - Batas Maksimum Daya yg dapat ditangani (Watt)
3)
Toleransi - Batasan nilai toleransi dari pabrik
2.
Kapasitor
a.
Pengertian Kapasitor
Kondensator atau sering disebut
sebagai kapasitor adalah suatu
alat yang dapat menyimpanenergi di dalam medan listrik, dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan
internal dari muatan listrik. Kondensator memiliki
satuan yang disebut Farad dari nama Michael Faraday. Kondensator juga dikenal sebagai
"kapasitor", namun kata "kondensator" masih dipakai hingga
saat ini. Pertama disebut oleh Alessandro Volta seorang ilmuwan Italia pada tahun 1782 (dari bahasa Itali condensatore), berkenaan dengan
kemampuan alat untuk menyimpan suatu muatan listrik yang tinggi dibanding
komponen lainnya. Kebanyakan bahasa dan negara yang tidak menggunakan bahasa Inggris masih mengacu pada perkataan bahasa Italia
"condensatore", bahasa Peranciscondensateur, Indonesia dan JermanKondensator atau SpanyolCondensador.
·
Kondensator diidentikkan mempunyai dua kaki dan dua kutub yaitu positif dan negatif serta memiliki cairan elektrolit dan biasanya berbentuk tabung.
·
Sedangkan jenis yang satunya lagi kebanyakan nilai kapasitasnya
lebih rendah, tidak mempunyai kutub positif atau negatif pada kakinya,
kebanyakan berbentuk bulat pipih berwarna coklat, merah, hijau dan lainnya
seperti tablet atau kancing baju.
b.
Konsep Pembuatan
Kapasitor
Jika
dua buah plat atau lebih yang berhadapan dan dibatasi oleh isolasi, kemudian
plat tersebut dialiri listrik maka akan terbentuk kondensator (isolasi yang
menjadi batas kedua plat tersebut dinamakan dielektrikum).
Bahan
dielektrikum yang digunakan berbeda-beda sehingga penamaan kapasitor
berdasarkan bahan dielektrikum. Luas plat yang berhadapan bahan dielektrikum
dan jarak kedua plat mempengaruhi nilai kapasitansinya.
Pada
suatu rangkaian yang tidak terjadi kapasitor liar. Sifat yang demikian itu
disebutkan kapasitansi parasitic. Penyebabnya adalah adanya komponen-komponen
yang berdekatan pada jalur penghantar listrik yang berdekatan dan
gulungan-gulungan kawat yang berdekatan.
Gambar diatas menunjukan bahwa ada dua buah plat yang
dibatasi udara. Jarak kedua plat dinyatakan sebagai d dan tegangan listrik yang
masuk.
c.
Sifat Kapasitor
Muatan positif tidak dapat mengalir menuju
ujung kutup negatif dan sebaliknya muatan negatif tidak bisa menuju ke ujung
kutup positif, karena terpisah oleh bahan dielektrik yang non-konduktif. Muatan
elektrik ini “tersimpan” selama tidak ada konduksi pada ujung-ujung kakinya.
Konstruksi
Dasar Kapasitor
d.
Jenis-Jenis Kapasitor
Berdasarkan
bahan Isolator dan nilainya, Kapasitor dapat dibagi menjadi 2 Jenis yaitu
Kapasitor Nilai Tetap dan Kapasitor Variabel. Berikut ini adalah penjelasan
singkatnya untuk masing-masing jenis Kapasitor :
1)
Kapasitor Nilai Tetap (Fixed Capacitor)
Kapasitor
Nilai Tetap atau Fixed Capacitor adalah Kapasitor yang nilainya konstan atau
tidak berubah-ubah. Berikut ini adalah Jenis-jenis Kapasitor yang nilainya
Tetap :
a)
Kapasitor
Keramik (Ceramic Capasitor)
Kapasitor Keramik adalah Kapasitor
yang Isolatornya terbuat dari Keramik dan berbentuk bulat tipis ataupun persegi
empat. Kapasitor Keramik tidak memiliki arah atau polaritas, jadi dapat
dipasang bolak-balik dalam rangkaian Elektronika. Pada umumnya, Nilai Kapasitor
Keramik berkisar antara 1pf sampai 0.01µF.
Kapasitor yang berbentuk Chip (Chip
Capasitor) umumnya terbuat dari bahan Keramik yang dikemas sangat kecil untuk
memenuhi kebutuhan peralatan Elektronik yang dirancang makin kecil dan dapat
dipasang oleh Mesin Produksi SMT (Surface Mount Technology) yang berkecepatan
tinggi.
b)
Kapasitor
Polyester (Polyester Capacitor)
Kapasitor Polyester adalah kapasitor
yang isolatornya terbuat dari Polyester dengan bentuk persegi empat. Kapasitor
Polyester dapat dipasang terbalik dalam rangkaian Elektronika (tidak memiliki
polaritas arah)
c)
Kapasitor
Kertas (Paper Capacitor)
Kapasitor Kertas adalah kapasitor
yang isolatornya terbuat dari Kertas dan pada umumnya nilai kapasitor kertas
berkisar diantara 300pf sampai 4µF. Kapasitor Kertas tidak memiliki polaritas
arah atau dapat dipasang bolak balik dalam Rangkaian Elektronika.
d)
Kapasitor
Mika (Mica Capacitor)
Kapasitor Mika adalah kapasitor yang
bahan Isolatornya terbuat dari bahan Mika. Nilai Kapasitor Mika pada umumnya
berkisar antara 50pF sampai 0.02µF. Kapasitor Mika juga dapat dipasang bolak
balik karena tidak memiliki polaritas arah.
e)
Kapasitor
Elektrolit (Electrolyte Capacitor)
Kapasitor Elektrolit adalah
kapasitor yang bahan Isolatornya terbuat dari Elektrolit (Electrolyte) dan
berbentuk Tabung / Silinder. Kapasitor Elektrolit atau disingkat dengan ELCO
ini sering dipakai pada Rangkaian Elektronika yang memerlukan Kapasintasi
(Capacitance) yang tinggi. Kapasitor Elektrolit yang memiliki Polaritas arah
Positif (-) dan Negatif (-) ini menggunakan bahan Aluminium sebagai pembungkus
dan sekaligus sebagai terminal Negatif-nya. Pada umumnya nilai Kapasitor Elektrolit
berkisar dari 0.47µF hingga ribuan microfarad (µF). Biasanya di badan Kapasitor
Elektrolit (ELCO) akan tertera Nilai Kapasitansi, Tegangan (Voltage), dan
Terminal Negatif-nya. Hal yang perlu diperhatikan, Kapasitor Elektrolit dapat
meledak jika polaritas (arah) pemasangannya terbalik dan melampui batas
kamampuan tegangannya.
f)
Kapasitor
Tantalum
Kapasitor Tantalum juga memiliki
Polaritas arah Positif (+) dan Negatif (-) seperti halnya Kapasitor Elektrolit
dan bahan Isolatornya juga berasal dari Elektrolit. Disebut dengan Kapasitor
Tantalum karena Kapasitor jenis ini memakai bahan Logam Tantalum sebagai
Terminal Anodanya (+). Kapasitor Tantalum dapat beroperasi pada suhu yang lebih
tinggi dibanding dengan tipe Kapasitor Elektrolit lainnya dan juga memiliki
kapasintansi yang besar tetapi dapat dikemas dalam ukuran yang lebih kecil dan
mungil. Oleh karena itu, Kapasitor Tantalum merupakan jenis Kapasitor yang
berharga mahal. Pada umumnya dipakai pada peralatan Elektronika yang berukuran
kecil seperti di Handphone dan Laptop.
2)
Kapasitor Variabel (Variable Capacitor)
Kapasitor
Variabel adalah Kapasitor yang nilai Kapasitansinya dapat diatur atau
berubah-ubah. Secara fisik, Kapasitor Variabel ini terdiri dari 2 jenis yaitu :
a)
VARCO
(Variable Condensator)
VARCO (Variable Condensator) yang
terbuat dari Logam dengan ukuran yang lebih besar dan pada umumnya digunakan
untuk memilih Gelombang Frekuensi pada Rangkaian Radio (digabungkan dengan Spul
Antena dan Spul Osilator). Nilai Kapasitansi VARCO berkisar antara 100pF sampai
500pF
b)
Trimmer
Trimmer
adalah jenis Kapasitor Variabel yang memiliki bentuk lebih kecil sehingga
memerlukan alat seperti Obeng untuk dapat memutar Poros pengaturnya. Trimmer
terdiri dari 2 pelat logam yang dipisahkan oleh selembar Mika dan juga terdapat
sebuah Screw yang mengatur jarak kedua pelat logam tersebut sehingga nilai
kapasitansinya menjadi berubah. Trimmer dalam Rangkaian Elektronika berfungsi
untuk menepatkan pemilihan gelombang Frekuensi (Fine Tune). Nilai Kapasitansi
Trimmer hanya maksimal sampai 100pF.
e.
Karakteristik
Kapasitor
Pada saat arus berubah arah elektron-elektron harus meningkatkan
dielektrikum. Perubahan arah arus yang terjadi pada saat kapasitor terhalangi
oleh rintangan yang disebut hysterisis kapasitif.
·
Terhadap tegangan DC merupakan hambatan yang sangat besar.
·
Terhadap tegangan AC mempunyai resistansi yang berubah-ubah sesuai
dengan frequency kerja.
·
Terhadap tegangan AC akan menimbulkan pergeseran fasa, dimana arus
90o mendahului tegangannya.
Resistansi dari sebuah kapasitor terhadap tegangan AC disebut
reaktansi. Disimbolkan dengan Xc, besarnya reaktansi kapasitor ditulis dengan
rumus :
Xc
= 1/(2Ï€Fc)
Keterangan
:
Xc = Reaktansi kapasitif
(ohm)
F = frekuensi kerja rangkain dalam satuan hertz
c = kapasitansi (farad)
F = frekuensi kerja rangkain dalam satuan hertz
c = kapasitansi (farad)
Beberapa hal yang dapat mengakibatkan kerusakan pada kapasitor
adalah lamanya pemakaian kapasitor, tegangan yang diberikan melebihi batas
maksimumtegangan kerja kapasitor tersebut dan kesalahan pemasangan polaritas kapasitor.
f.
Fungsi Kapasitor
Pada
Peralatan Elektronika, Kapasitor merupakan salah satu jenis Komponen
Elektronika yang paling sering digunakan. Hal ini dikarenakan Kapasitor
memiliki banyak fungsi sehingga hampir setiap Rangkaian Elektronika
memerlukannya.
Dibawah
ini adalah beberapa fungsi daripada Kapasitor dalam Rangkaian Elektronika :
·
Sebagai
Penyimpan arus atau tegangan listrik
·
Sebagai
Konduktor yang dapat melewatkan arus AC (Alternating Current)
·
Sebagai
Isolator yang menghambat arus DC (Direct Current)
·
Sebagai
Filter dalam Rangkaian Power Supply (Catu Daya)
·
Sebagai
Kopling
·
Sebagai
Pembangkit Frekuensi dalam Rangkaian Osilator
·
Sebagai
Penggeser Fasa
·
Sebagai
Pemilih Gelombang Frekuensi (Kapasitor Variabel yang digabungkan dengan Spul
Antena dan Osilator)
Untuk
mengetahui Cara Membaca nilai Kapasitor dan juga cara mengukur / menguji
Kapasitor, silakan membacanya di artikel : Cara Membaca dan menghitung Nilai
Kode Kapasitor dan Cara Mengukur Kapasitor (Kondensator).
3.
Induktor
a. Pengertian Induktor
Induktor atau reaktor adalah sebuah komponen elektronika
pasif (kebanyakan berbentuk torus) yang dapat menyimpan energi pada medan
magnet yang ditimbulkan oleh arus listrik yang melintasinya. Kemampuan induktor
untuk menyimpan energi magnet ditentukan oleh induktansinya, dalam satuan
Henry. Biasanya sebuah induktor adalah sebuah kawat penghantar yang dibentuk
menjadi kumparan, lilitan membantu membuat medan magnet yang kuat di dalam
kumparan dikarenakan hukum induksi Faraday. Induktor adalah salah satu komponen
elektronik dasar yang digunakan dalam rangkaian yang arus dan tegangannya
berubah-ubah dikarenakan kemampuan induktor untuk memproses arus bolak-balik.
b.
Cara kerja
Jika
seutas kawat tembaga diberi aliran listrik, maka di sekeliling kawat tembaga
akan terbentuk medan listrik. Dengan aturan tangan kanan dapat diketahui arah
medan listrik terhadap arah arus listrik. Caranya sederhana yaitu dengan
mengacungkan jari jempol tangan kanan sedangkan keempat jari lain menggenggam.
Arah jempol adalah arah arus dan arah ke empat jari lain adalah arah medan
listrik yang mengitarinya.
Jika
arah arusnya berlawanan, kedua kawat tembaga tersebut saling menjauh. Tetapi
jika arah arusnya sama ternyata keduanya berdekatan saling tarikmenarik. Hal
ini terjadi karena adanya induksi medan listrik. Dikenal medan listrik dengan
simbol B dan satuannya Tesla (T). Besar akumulasi medan listrik B pada suatu
luas area A tertentu difenisikan sebagai besar magnetic flux. Simbol yang biasa
digunakan untuk menunjukkan besar magnetic flux ini adalah Φ dan satuannya
Weber (Wb = T.m2). Secara matematis besarnya adalah : Lalu bagaimana jika kawat
tembaga itu dililitkan membentuk koil atau kumparan. Jika kumparan tersebut
dialiri listrik maka tiap lilitan akan saling menginduksi satu dengan yang
lainnya. Medan listrik yang terbentuk akan segaris dan saling menguatkan.
Komponen yang seperti inilah yang dikenal dengan induktor selenoid.
Dari
teori medan, dibuktikan bahwa induktor adalah komponen yang dapat menyimpan
energi magnetik. Energi ini direpresentasikan dengan adanya tegangan emf
(electromotive force) jika induktor dialiri listrik. Secara matematis tegangan
emf ditulis : Jika dibandingkan dengan rumus hukum Ohm V=RI, maka kelihatan ada
kesamaan rumus. Jika R disebut resistansi dari resistor dan V adalah besar
tegangan jepit jika resistor dialiri listrik sebesar I. Maka L adalah
induktansi dari induktor dan E adalah tegangan yang timbul jika induktor
dilairi listrik. Tegangan emf di sini adalah respon terhadap perubahan arus
fungsi dari waktu terlihat dari rumus di/dt. Sedangkan bilangan negatif sesuai
dengan hukum Lenz yang mengatakan efek induksi cenderung melawan perubahan yang
menyebabkannya. Hubungan antara emf dan arus inilah yang disebut dengan
induktansi, dan satuan yang digunakan adalah (H) Henry.
c.
Karakteristik
Induktor
Karakteristik dari induktor adalah
komponen elektronika pasif (kebanyakan berbentuk torus) yang dapat menyimpan
energi pada medan magnet yang ditimbulkan oleh arus listrik yang melintasinya.
Kemampuan induktor untuk menyimpan energi magnet ditentukan oleh induktansinya,
dalam satuan Henry. Biasanya sebuah induktor adalah sebuah kawat penghantar
yang dibentuk menjadi kumparan, lilitan membantu membuat medan magnet yang kuat
di dalam kumparan dikarenakan hukum induksi Faraday. Fungsi utama dari induktor di dalam suatu rangkaian
adalah untuk melawan fluktuasi arus yang melewatinya.
d.
Penggunaan Induktor
Induktor dalam rangkaian listrik
atau elektronika dapat diaplikasikan kedalam rangkaian:
Relay Speaker Buzzer Bleeper
Induktor
sering digunakan pada sirkuit analog dan pemroses sinyal. Induktor berpasangan
dengan kondensator dan komponen lain membentuk sirkuit tertala. Penggunaan
induktor bervariasi dari penggunaan induktor besar pada pencatu daya untuk
menghilangkan dengung pencatu daya, hingga induktor kecil yang terpasang pada
kabel untuk mencegah interferensi frekuensi radio untuk dprd melalui kabel.
Kombinasi induktor-kondensator menjadi rangkaian tala dalam pemancar dan
penerima radio. Dua induktor atau lebih yang terkopel secara magnetik membentuk
transformator. Induktor digunakan sebagai penyimpan energi pada beberapa
pencatu daya moda sakelar. Induktor dienergikan selama waktu tertentu, dan dikuras
pada sisa siklus.
Perbandingan
transfer energi ini menentukan tegangan keluaran. Reaktansi induktif XL ini
digunakan bersama semikonduktor aktif untuk menjaga tegangan dengan akurat.
Induktor juga digunakan dalam sistem transmisi listrik, yang digunakan untuk
mengikangkan paku-paku tegangan yang berasal dari petir, dan juga membatasi
arus pensakelaran dan arus kesalahan. Dalam bidang ini, indukutor sering
disebut dengan reaktor. Induktor yang memiliki induktansi sangat tinggi dapat
disimulasikan dengan menggunakan girator.
e.
Fungsi
Induktor
Dalam
elektronika, Induktor adalah salah satu komponen yang cara kerjanya berdasarkan
induksi magnet. Induktor biasa disebut juga spul dibuat dari bahan kawat
beremail tipis. Induktor dibuat dari bahan tembaga, diberi simbol L dan
satuannya Henry disingkat H.
Fungsi
pokok induktor adalah untuk menimbulkan medan magnet. Induktor berupa kawat
yang digulung sehingga menjadi kumparan. Kemampuan induktor untuk menimbulkan
medan magnet disebut konduktansi. Satuan induktansi adalah henry (H) atau
milihenry (mH). Untuk memperbesar induktansi, didalam kumparan disisipkan bahan
sebagai inti. Induktor yang berinti dari bahan besi disebut elektromagnet.
Induktor memiliki sifat menahan arus AC dan konduktif terhadap arus DC.
f.
Macam-Macam
Induktor
Macam-macam
induktor menurut bahan pembuat intinya dapat dibagi 4 yaitu :
1)
Induktor dengan inti udara ( air core )
2)
Induktor dengan inti besi
3)
Induktor dengan inti ferit
4)
Induktor dengan perubahan inti
4.
Transformator
a.
Pengertian Transformator
Transformator adalah suatu alat listrik yang
dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian
listrik ke rangkaian listrik yang lain tanpa merubah frekuensi dari sistem,
melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi elektromagnet. Trafo
digunakan secara luas, baik dalam bidang tenaga listrik maupun elektronika.
Penggunaan trafo dalam system tenaga memungkinkan terpilihnya tegangan yang
sesuai dan ekonomis untuk tiap- tiap keperluan misalnya kebutuhan akan tegangan
tinggi dalam pengiriman daya listrik jarak jauh.
Dalam bidang elektronika, transformator
digunakan antara lain sebagai gandengan impedansi antara sumber dan beban;
untuk memisahkan satu rangkain dari rangkaian yang lain; dan untuk menghambat
arus searah sambil tetap melakukan atau mengalirkan arus bolak-balik antara
rangkaian
Masing–masing tipe transformator memiliki
kekhususan dalam perencanaan dan pembuatan yang disesuaikan dengan
pemakaiannya. Walaupun demikian semua tipe transformator mempunyai prinsip
dasar yang sama. Pada umumnya transformator terdiri atas sebuah inti, yang
terbuat dari besi berlapis dan dua buah kumparan, yaitu kumparan primer dan
kumparan sekunder. Rasio perubahan tegangan akan tergantung dari rasio jumlah
lilitan pada kedua kumparan. Biasanya kumparan terbuat dari kawat tembaga yang
dibelit seputar “kaki” inti transformator.
b.
Jenis-jenis
Transformator
Berdasarkan frekuensi, transformator dapat dikelompokkan sebagai
berikut :
1)
frekuensi daya, 50 – 60 c/s
2)
frekuensi pendengaran, 50 c/s – 20 kc/s
3)
frekuensi radio, diatas 30 kc/s.
4)
Berdasarkan fungsinya, trafo dibagi menjadi empat kategori :
5)
Trafo utama /daya (50 Hz, atau 60 Hz )
6)
Trafo frekuensi audio ( 20 Hz - 20 Khz )
7)
Trafo frekuensi tinggi (≥ 100 k Hz)
8)
Trafo pulsa ( 1k Hz - 100 kHz) Hubungan antara tegangan primer dan
sekunder
Macam–macam transformator menurut pemakaiannya
dalam bidang tenaga listrik dikelompokkan menjadi :
1.
Transformator Daya
Transformator ini biasanya digunakan untuk menyalurkan daya
listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau sebaliknya.
2.
Tranformator Distribusi
Transformator ini biasanya digunakan untuk menurunkan tegangan
transmisi menjadi tegangan distribusi.
3.
Transformator Instrument
Transformator ini biasanya digunakan untuk pengukuran yang terdiri
atas transformator arus dan transformator tegangan.
Berdasarkan cara melilitkan kumparan pada inti, dikenal 3 macam transformator, yaitu tipe inti, tipe cangkangdan tipe berry.
Berdasarkan cara melilitkan kumparan pada inti, dikenal 3 macam transformator, yaitu tipe inti, tipe cangkangdan tipe berry.
a)
Tipe Inti (Core Type)
Untuk belitan yang memiliki inti besi yang dilaminasi
b)
Tipe Cangkang (Stell Type)
Memiliki lilitan yang mengelililngi inti yang berbeda di
tengah-tengah, jadi perbedaan yang dibandingkan tipe inti yakni lilitannya
berada pada satu kaki yangsama, Pada tipe cangkang mempunyai tiga buah kaki,
dan hanya kaki yang tengah – tengah dibelit oleh kedua kumparan. Kedua kumparan
dalam tipe cangkang ini tidak tergabung secara elektrik, melainkan saling
tergabung secara magnetik melalui inti.
c)
Tipe Berry (Coil Type)
Transformator dengan tipe ini hanya didasarkan pada perencanaan,
inti transformator ini terdiri dari lempengan-lempengan yang dalam group
tersebut terpancar dari sebuah pusat inti.
Masing–masing tipe transformator memiliki kekhususan dalam perencanaan
dan pembuatan yang disesuaikan dengan pemakaiannya. Walaupun demikian semua
tipe transformator mempunyai prinsip dasar yang sama.
Selain jenis transformator diatas ada 2 jenis
transformator yang paling sering dipakai, yaitu :
1.
Transformator Tegangan
Trafo tegangan digunakan untuk menurunkan tegangan sistem dengan
perbandingan transformasi tertentu. Transformator Tegangan/Potensial (PT)
adalah trafo instrument yang berfungsi untuk merubah tegangan tinggi menjadi
tegangan rendah sehingga dapat diukur dengan Volt meter.
Prinsip kerja trafo jenis ini sama dengan trafo daya, meskipun
demikian rancangannya berbeda dalam beberapa hal, yaitu :
a)
Kapasitasnya kecil (10 s/d 150 VA), karena digunakan untuk daya
yang kecil.
b)
Galat faktor transformasi dan sudut fasa tegangan primer dan
sekuder lebih kecil untuk mengurangi kesalahan pengukuran.
c)
Salah satu terminal pada sisi tegangan tinggi dibumikan/
ditanahkan.
d)
Tegangan pengenal sekunder biasanya 100 atau 100√3 V
Ada dua macam trafo tegangan yaitu :
1)
Transformator tegangan magnetik.
Transformator ini pada umumnya berkapasitas kecil yaitu antara 10
– 150 VA. Faktor ratio dan sudut fasa trafo tegangan sisi primer dan tegangan
sekunder dirancang sedemian rupa supaya faktor kesalahan menjadi kecil. Salah
satu ujung kumparan tegangan tinggi selalu diketanahkan. Trafo tegangan kutub
tunggal yang dipasang pada jaringan tiga fasa disamping belitan pengukuran,
biasanya dilengkapi lagi dengan belitan tambahan yang digunakan untuk
mendeteksi arus gangguan tanah. Belitan tambahan dari ketiga trafo tegangan
dihubungkan secara seri
2)
Trafo Tegangan Kapasitip
Trafo pembagi tegangan kapasitip dipakai untuk keperluan
pengukuran tegangan tinggi, sebagai pembawa sinyal komunikasi dan kendali jarak
jauh. Pada tegangan pengenal yang lebih besar dari 110 kV, karena alasan
ekonomis maka trafo tegangan menggunakan pembagi tegangan dengan menggunakan
kapasitor sebagai pengganti trafo tegangan induktif.
Keburukan trafo tegangan kapasitor adalah terutama karena adanya
induktansi pada trafo magnetik yang non linier, mengakibatkan osilasi
resonansinya yang timbul menyebabkan tegangan tinggi yang cukup besar dan
menghasilkan panas yang tidak diingikan pada inti magnetik dan belitan sehingga
menimbulkan panas yang akan mempengaruhi hasil penunjukan tegangan. Diperlukan
elemen peredam yang akan mengahsilkan tidak ada efek terhadap hasil pengukuran
walaupun kejadian tersebut hanya sesaat.
Berdasarkan perbandingan antara jumlah lilitan primer dan jumlah
lilitan skunder transformator tegangan ada dua jenis yaitu:
1)
Transformator step up
Transformator step up yaitu transformator yang mengubah tegangan
bolak-balik rendah menjadi tinggi, transformator ini mempunyai jumlah lilitan
kumparan sekunder lebih banyak daripada jumlah lilitan primer (Ns > Np).
2)
Transformator step down
Transformator step down yaitu transformator yang mengubah tegangan
bolak-balik tinggi menjadi rendah, transformator ini mempunyai jumlah lilitan
kumparan primer lebih banyak daripada jumlah lilitan sekunder (Np > Ns).
Dengan memilih jumlah lilitan yang sesuai untuk tiap kumparan dapat dihasilkan
GGL kumparan sekunder yang berbeda dengan GGL kumparan primer. Hubungan GGL
atau tegangan primer (Vp) tegangan sekunder (Vs), jumlah lilitan kumparan
primer (np) dan jumlah lilitan kumparan sekunder (ns)
Menurut kutubmya trafo tegangan dibedakan menjadi dua yaitu :
1)
Trafo satu kutub : trafo tegangan yang salah satu terminalnyadibumikan
/ ditanahkan, dipergunakan untuk tegangan diatas 30 kV
2)
Trafo dua kutub : trafo tegangan yang kedua terminalnya diisolir
dari bumi / tanah, hanya digunakan untuk tegangan dibawah 30 kV
Berdasarkan jenis tegangan, trafo tegangan dibedakan menjadi 2,
yaitu :
1)
Transformator satu fasa, bila transformator digunakan untuk
memindahkan tenaga listrik satu fasa.
2)
Transformator tiga fasa, bila transformator digunakan untuk
memindahkan tenaga listrik tiga fasa.
2.
Transformator Arus
Transformator arus biasanya digunakan untuk mengukur arus beban
yang besar dalam suatu rangkaian. Dengan menggunakan transformator arus maka
arus beban yang besar dapat diukur hanya dengan menggunakan alat ukur
amperemeter yang rangenya tidak terlalu besar.
Kumparan primer trafo arus dihubungkan seri dengan jaringan atau
peralatan yang akan diukur arusnya, sedang kumparan sekunder dihubungkan dengan
meter atau relay proteksi. Pada umumnya peralatan ukur dan relay membutuhkan
arus 1 atau 5 A.
Trafo arus bekerja sebagai trafo yang terhubung singkat, kawasan
trafo arus yang digunakan untuk pengukuran biasanya 0,05 s/d 1,2 kali arus yang
akan diukur, sedang trafo arus untuk proteksi harus mampu bekerja lebih dari 10
kali arus pengenalnya.
Trafo arus digunakan untuk menurunkan arus dengan perbandingan
transformasi tertentu dan sekaligus mengisolasi peralatan ukur dari tegangan
sistem yang diukur. Transformator Arus (CT) adalah trafo instrument yang
berfungsi untuk merubah arus besar menjadi arus kecil sehingga dapat diukur
dengan Amper meter.
Trafo arus digunakan untuk pengukuran arus yang besarnya ratusan
amper lebih yang mengalir pada jaringan tegangan tinggi. Jika arus hendak
diukur mengalir pada tegangan rendah dan besarnya dibawah 5 amper, maka
pengukuran dapat dilakukan secara langsung sedangkan arus yang besar tadi harus
dilakukan secara tidak langsung dengan menggunakan trafo arus sebutan trafo
pengukuran arus yang besar. Disamping untuk pengukuran arus, trafo arus juga
dibutuhkan untuk pengukuran daya dan energi, pengukuran jarak jauh dan rele
proteksi. Kumparan primer trafo arus dihubungkan secara serie dengan jaringan
atau peralatan yang akan diukur arusnya, sedangkan kumparan sekunder
dihubungkan dengan peralatan meter dan rele proteksi. Trafo arus bekerja
sebagai trafo yang terhubung singkat. Kawasan kerja trafo arus yang digunakan
untuk pengukuran biasanya 0,05 sampai 1,2 kali arus yang akan diukur. Trafo
arus untuk tujuan proteksi biasanya harus mampu bekerja lebih dari 10 kali arus
pengenalnya.
Prinsip kerja tansformator ini sama dengan trafo daya satu fasa.
Jika pada kumparan primer mengalir arus I1, maka pada kumparan primer akan
timbul gaya gerak magnet sebesar N1 I1. Gaya gerak magnet ini memproduksi fluks
pada inti. Fluks ini membangkitkan gaya gerak listrik pada kumparan sekunder.
Jika kumparan sekunder tertutup, maka pada kumparan sekunder mengalir arus I2.
arus ini menimbulkan gaya gerak magnet N2I2 pada kumparan sekunder.
Pada trafo arus biasa dipasang burden pada bagian sekunder yang
berfungsi sebagai impedansi beban, sehingga trafo tidak benar-benar short
circuit.
Perbedaan utama trafo arus dengan trafo daya adalah: jumlah
belitan primer sangat sedikit, tidak lebih dari 5 belitan. Arus primer tidak
mempengaruhi beban yang terhubung pada kumparan sekundernya, karena arus primer
ditentukan oleh arus pada jaringan yang diukur. semua beban pada kumparan
sekunder dihubungkan seri. terminal sekunder trafo tidak boleh terbuka, oleh
karena itu terminal kumparan sekunder harus dihubungkan dengan beban atau
dihubung singkat jika bebannya belum dihubungkan.
a. Jenis-Jenis Trafo Arus
1)
Jenis Trafo Arus Menurut Jumlah Kumparan Primer
· Jenis Kumparan (Wound)Ø
Biasa digunakan untuk pengukuran pada arus rendah, burden yang
besar, atau pengukuran yang membutuhkan ketelitian tinggi. Belitan primer
tergantung pada arus primer yang akan diukur, biasanya tidak lebih dari 5
belitan. Penambahan belitan primer akan mengurangi faktor thermal dan dinamis
arus hubung singkat.
· Jenis BarØ (Bar)
Konstruksinya mampu menahan arus hubung singkat yang cukup tinggi
sehingga memiliki faktor thermis dan dinamis arus hubung singkat yang tinggi.
Keburukannya, ukuran inti yang paling ekonomis diperoleh pada arus pengenal
yang cukup tinggi, yaitu 1000A.
2)
Jenis Trafo Arus Menurut Jumlah Rasio
·
Jenis Rasio TunggalØ
Rasio tunggal adalah trafo arus dengan satu kumparan primer dan
satu kumparan sekunder.
· JØenis Rasio Ganda
Rasio ganda diperoleh dengan membagi kumparan primer menjadi
beberapa kelompok yang dihubungkan seri atau paralel.
3)
Jenis Trafo Arus Menurut Jumlah Inti
· Inti TunggalØ
Digunakan apabila sistem membutuhkan salah satu fungsi saja, yaitu
untuk pengukuran atau proteksi.
·
Inti GandaØ
Digunakan apabila sistem membutuhkan arus untuk pengukuran dan
proteksi sekaligus.
4)
Jenis Trafo Arus Menurut Konstruksi Isolasi
· IsolasiØ Epoksi-Resin
Biasa dipakai hingga tegangan 110KV. Memiliki kekuatan hubung
singkat yang cukup tinggi karena semua belitan tertanam pada bahan isolasi.
Terdapat 2 jenis, yaitu jenis bushing dan pendukung.
· IsolasiØ Minyak-Kertas
Isolasi minyak kertas ditempatkan pada kerangka porselen.
Merupakan trafo arus untuk tegangan tinggi yang digunakan pada gardu induk
dengan pemasangan luar. Dibedakan menjadi jenis tangki logam, kerangka isolasi,
dan jenis gardu. Kelebihannya, penyulang pada sisi primer lebih pendek,
digunakan untuk arus pengenal dan arus hubung singkat yang besar.
·
Isolasi KoaksialØ
Jenis trafo arus dengan isolasi koaksial biasa ditemui pada kabel,
bushing trafo, atau pada rel daya berisolasi gas SF6. Sering digunakan inti
berbentuk cincin dengan belitan sekunder yang dibelit secara seragam pada
cincin dan dimasukkan pada isolasi, dengan demikian terbuka jalan untuk membawa
lapisan terluar bagian yang di-ground keluar dari trafo arus.
Jenis-jenis transformator lainnya :
a.
Auto Transformator
Transformator jenis ini hanya terdiri dari satu
lilitan yang berlanjut secara listrik, dengan sadapan tengah. Dalam
transformator ini, sebagian lilitan primer juga merupakan lilitan sekunder.
Fasa arus dalam lilitan sekunder selalu berlawanan dengan arus primer, sehingga
untuk tarif daya yang sama lilitan sekunder bisa dibuat dengan kawat yang lebih
tipis dibandingkan transformator biasa. Keuntungan dari autotransformator
adalah ukuran fisiknya yang kecil dan kerugian yang lebih rendah daripada jenis
dua lilitan. Tetapi transformator jenis ini tidak dapat memberikan isolasi
secara listrik antara lilitan primer dengan lilitan sekunder. Selain itu,
autotransformator tidak dapat digunakan sebagai penaik tegangan lebih dari
beberapa kali lipat (biasanya tidak lebih dari 1,5 kali).
b.
Auto Transformator Variable
Autotransformator variabel sebenarnya adalah
autotransformator biasa yang sadapan tengahnya bisa diubah-ubah, memberikan
perbandingan lilitan primer-sekunder yang berubah-ubah.
c.
Transformator isolasi
Transformator isolasi memiliki lilitan sekunder
yang berjumlah sama dengan lilitan primer, sehingga tegangan sekunder sama
dengan tegangan primer. Tetapi pada beberapa desain, gulungan sekunder dibuat
sedikit lebih banyak untuk mengkompensasi kerugian. Transformator seperti ini
berfungsi sebagai isolasi antara dua kalang. Untuk penerapan audio,
transformator jenis ini telah banyak digantikan oleh kopling kapasitor.
d.
Transformator pulsa
Transformator pulsa adalah transformator yang
didesain khusus untuk memberikan keluaran gelombang pulsa. Transformator jenis
ini menggunakan material inti yang cepat jenuh sehingga setelah arus primer
mencapai titik tertentu, fluks magnet berhenti berubah. Karena GGL induksi pada
lilitan sekunder hanya terbentuk jika terjadi perubahan fluks magnet,
transformator hanya memberikan keluaran saat inti tidak jenuh, yaitu saat arus
pada lilitan primer berbalik arah.
e.
Transformator tiga fasa
Transformator tiga fasa sebenarnya adalah tiga
transformator yang dihubungkan secara khusus satu sama lain. Lilitan primer
biasanya dihubungkan secara bintang (Y) dan lilitan sekunder dihubungkan secara
delta (Δ).
c.
Komponen-komponen
Transformator
1)
Inti Besi
Inti besi berfungsi untuk mempermudah jalan fluksi,magnetik yang
ditimbulkan oleh arus listrik yang melalui kumparan. Dibuat dari lempengan
lempengan besi tipis yang berisolasi, untuk mengurangi panas (sebagai rugi-rugi
besi) yang ditimbulkan oleh Eddy Current.
Ada beberapa jenis inti trafo, diantaranya:
· Bentuk EI
· Bentuk L
· Bentuk M
· Bentuk UI
2)
Kumparan Transformator
Kumparan transformator adalah beberapa lilitan
kawat berisolasi yang membentuk suatu kumparan atau gulungan. Kumparan tersebut
terdiri dari kumparan primer dan kumparan sekunder yang diisolasi baik terhadap
inti besi maupun terhadap antar kumparan dengan isolasi padat seperti karton,
pertinak dan lain-lain. Kumparan tersebut sebagai alat transformasi tegangan
dan arus.
3)
Minyak Transformator
Minyak transformator merupakan salah satu bahan
isolasi cair yang dipergunakan sebagai isolasi dan pendingin pada
transformator.
Sebagai bagian dari bahan isolasi, minyak harus
memiliki kemampuan untuk menahan tegangan tembus, sedangkan.Sebagai
pendinginminyak transformator harus mampu meredam panas yang ditimbulkan,
sehingga dengan kedua kemampuan ini maka minyak diharapkan akan mampu
melindungi transformator dari gangguan.
Minyak transformator mempunyai unsur atau
senyawa hidrokarbon yang terkandung adalah senyawa hidrokarbon parafinik,
senyawa hidrokarbon naftenik dan senyawa hidrokarbon aromatik. Selain ketiga
senyawa tersebut, minyak transformator masih mengandung senyawa yang disebut
zat aditif meskipun kandungannya sangat kecil .
4)
Bushing
Hubungan antara kumparan transformator dengan
jaringan luar melalui sebuah bushing, yaitu sebuah konduktor yang diselubungi
oleh isolator. Bushing sekaligus berfungsi sebagai penyekat / isolator antara
konduktor tersebut dengan tangki transformator. Pada bushing dilengkapi
fasilitas untuk pengujian kondisi bushing yang sering disebut center tap.
5)
Tangki Konservator
Tangki Konservator berfungsi untuk menampung
minyak cadangan dan uap / udara akibat pemanasan trafo karena arus beban.
Diantara tangki dan trafo dipasangkan relai bucholzt yang akan meyerap gas
produksi akibat kerusakan minyak. Untuk menjaga agar minyak tidak
terkontaminasi dengan air, ujung masuk saluran udara melalui saluran pelepasan
/ venting dilengkapi media penyerap uap air pada udara, sering disebut dengan
silica gel dan dia tidak keluar mencemari udara disekitarnya.
d.
Pinsip dan Cara Kerja
Transformator
Prinsip kerja transformator adalah berdasarkan
hukum Ampere dan hukum Faraday, yaitu: arus listrik dapat menimbulkan medan
magnet dan sebaliknya medan magnet dapat menimbulkan arus listrik. Jika pada
salah satu kumparan pada transformator diberi arus bolak-balik maka jumlah
garis gaya magnet berubah-ubah. Akibatnya pada sisi primer terjadi induksi.
Sisi sekunder menerima garis gaya magnet dari sisi primer yang jumlahnya
berubah-ubah pula. Maka di sisi sekunder juga timbul induksi, akibatnya antara
dua ujung terdapat beda tegangan.
Dasar dari teori transformator adalah sebagai
berikut : Apabila ada arus listrik bolak-balik yang mengalir mengelilingi suatu
inti besi maka inti besi itu akan berubah menjadi magnit dan apabila magnit
tersebut dikelilingi oleh suatu belitan maka pada kedua ujung belitan tersebut
akan terjadi beda tegangan mengelilingi magnit, maka akan timbul gaya gerak
listrik (GGL).
Pada skema transformator diatas, ketika arus listrik dari sumber
tegangan yang mengalir pada kumparan primer berbalik arah (berubah
polaritasnya) medan magnet yang dihasilkan akan berubah arah sehingga arus
listrik yang dihasilkan pada kumparan sekunder akan berubah polaritasnya.
Apabila kumparan primer dihubungkan dengan
tegangan (sumber), maka akan mengalir arus bolak-balik I1 pada kumparan
tersebut. Oleh karena kumparan mempunyai inti, arus I1 menimbulkan fluks magnit
yang juga berubah-ubah pada intinya. Akibat adanya fluks magnit yang
berubah-ubah, pada kumparan primer akan timbul GGL induksi pada kumparan
primer.
Fluks Pada Transformator
Fluks magnit yang menginduksikan GGL induksi
kumparan primer juga dialami oleh kumparan sekunder karena merupakan fluks
bersama (mutual fluks). Dengan demikian fluks tersebut menginduksikan GGL
induksi pada kumparan sekunder.
Hubungan antara tegangan primer dengan tegangan
sekunder ditentukan oleh perbandingan jumlah lilitan primer dengan jumlah
lilitan sekunder.
Pada transformator, besarnya tegangan yang
dikeluarkan oleh kumparan sekunder adalah:
1)
Sebanding dengan banyaknya lilitan sekunder (Vs ~ Ns).
2)
Sebanding dengan besarnya tegangan primer (Vs ~ Vp).
3)
Berbanding terbalik dengan banyaknya lilitan primer.
e.
Rugi–Rugi dan Efisiensi
Didalam pengoperasiannya transformator mengalami
rugi–rugi daya, baik pada kumparan maupun pada inti besinya. Rugi–rugi daya ini
yang mempengaruhi efisiensi kerja dari transformator tersebut. Macam–macam rugi
pada transformator adalah :
1)
Kerugian tembaga.
Kerugian dalam lilitan tembaga yang disebabkan
oleh resistansi tembaga dan arus listrik yang mengalirinya. Rugi tembaga adalah
rugi yang disebabkan arus beban mengalir pada kawat tembaga.
2)
Kerugian kopling.
Kerugian yang terjadi karena kopling
primer-sekunder tidak sempurna, sehingga tidak semua fluks magnet yang
diinduksikan primer memotong lilitan sekunder. Kerugian ini dapat dikurangi
dengan menggulung lilitan secara berlapis-lapis antara primer dan sekunder.
3)
Kerugian kapasitas liar.
Kerugian yang disebabkan oleh kapasitas liar yang terdapat pada
lilitan-lilitan transformator. Kerugian ini sangat mempengaruhi efisiensi
transformator untuk frekuensi tinggi. Kerugian ini dapat dikurangi dengan
menggulung lilitan primer dan sekunder secara semi-acak (bank winding)
4)
Rugi Besi (Pi)
Rugi besi adalah rugi yang timbul pada inti transformator
sebelumdibebani. Rugi besi ini terdiri atas :
a)
Rugi Histerisis
Kerugian histeresis. Kerugian yang terjadi ketika arus primer AC
berbalik arah. Disebabkan karena inti transformator tidak dapat mengubah arah
fluks magnetnya dengan seketika.
Kerugian ini dapat dikurangi dengan menggunakan material inti
reluktansi rendah.
b)
Rugi Arus Eddy
Kerugian arus eddy (arus olak). Kerugian yang disebabkan oleh GGL
masukan yang menimbulkan arus dalam inti magnet yang melawan perubahan fluks
magnet yang membangkitkan GGL. Karena adanya fluks magnet yang berubah-ubah,
terjadi olakan fluks magnet pada material inti. Kerugian ini berkurang kalau
digunakan inti berlapis-lapisan. Rugi arus eddy adalah rugi yang disebabkan
arus pusar pada inti besi. Arus pusar ini mengalir pada inti besi karena adanya
induksi magnetis yang ditimbulkan oleh kumparan primer pada inti besi. Sama
seperti pada rugi histerisis, rugi arus eddy ini akan berakibat timbulnya panas
pada inti besi. Untuk memperkecil rugi arus eddy ini dipakai inti besi berupa
lembaran–lembaran tipis yang dilapisi dengan lapisan isolasi.
c)
Kerugian efek kulit.
Sebagaimana konduktor lain yang dialiri arus bolak-balik, arus
cenderung untuk mengalir pada permukaan konduktor. Hal ini memperbesar kerugian
kapasitas dan juga menambah resistansi relatif lilitan. Kerugian ini dapat
dikurang dengan menggunakan kawat Litz, yaitu kawat yang terdiri dari beberapa
kawat kecil yang saling terisolasi. Untuk frekuensi radio digunakan kawat
geronggong atau lembaran tipis tembaga sebagai ganti kawat biasa.
Efisiensi transformator didefinisikan sebagai perbandingan antara daya listrik keluaran dengan daya listrik yang masuk pada transformator. Pada transformator ideal efisiensinya 100 %, Karena adanya kerugian pada transformator. Maka efisiensi transformator tidak dapat mencapai 100%. Untuk transformator daya frekuensi rendah, efisiensi bisa mencapai 98%. hal ini karena sebagian energi terbuang menjadi panas atau energi bunyi.
Efisiensi transformator didefinisikan sebagai perbandingan antara daya listrik keluaran dengan daya listrik yang masuk pada transformator. Pada transformator ideal efisiensinya 100 %, Karena adanya kerugian pada transformator. Maka efisiensi transformator tidak dapat mencapai 100%. Untuk transformator daya frekuensi rendah, efisiensi bisa mencapai 98%. hal ini karena sebagian energi terbuang menjadi panas atau energi bunyi.
f.
Penggunaan transformator
Transformator (trafo) digunakan pada peralatan listrik terutama
yang memerlukan perubahan atau penyesuaian besarnya tegangan bolak-balik. Misal
radio memerlukan tegangan 12 volt padahal listrik dari PLN 220 volt, maka
diperlukan transformator untuk mengubah tegangan listrik bolak-balik 220 volt
menjadi tegangan listrik bolak-balik 12 volt. Contoh alat listrik yang
memerlukan transformator adalah: TV, komputer, mesin foto kopi, gardu listrik
dan sebagainya.
A. Komponen
Aktif
Komponen aktif ialah jenis komponen
elektronika yang memerlukan arus listrik agar dapat bekerja dalam rangkaian
elektronika yang dapat menguatkan dan menyearahkan sinyal listrik, serta dapat
mengubah energi dari satu bentuk ke bentuk lainnya.
Berikut ini adalah komponen yang termasuk
dalam kelomopok komponen elektronika jenis komponen aktif:
1. Transistor
Transistor
merupakan komponen elektronika dengan 3 elektrode yang berfungsi sebagai
penguat/saklar .Masing-masing elektrode
adalah basis,emitter dan kolektor.
Contoh
transistor
Berikut
ini adalah beberapa jenis transistor:
Menurut Hasan, Alfarizal dkk (2013) dilihat dari
tipenya, transistor terbagi dua yaitu tipe PNP (Positif-Negatif-Positif) dan
tipe NPN (Negatif-Positif-Negatif).
Menurut Prihono, Sujito dkk (2010) ada dua jenis
transistor berdasarkan arus inputnya (BJT) dan tegangan inputnya (FET).
§ BJT (Bipolar
Junction Transistor), merupakan transistor yang mempunyai dua dioda,
terminal positif dan negatifnya berdempet, sehingga ada tiga terminal. Ketiga
terminal tersebut adalah emiter (E), kolektor (C) dan basis (B)
§ FET (Field
Effect Transistor), dibagi menjadi dua macam, yaitu Junction FET (JFET) dan Insulated
Gate FET (IGFET) atau dikenal sebagai
Metal Oxide Silicon (semiconductor) FET (MOSFET).
2. Dioda
Dioda merupakan piranti elektronika dengan
dua elektrode, yang dapat digunakan
untuk menyearahkan sinyal listrik, sehingga termasuk komponen aktif. Pada contoh di bawah ini, diode
merupakan komponen dari rangkaian penyearah
sinyal AC menjadi DC.
Menurut Prihono, Sujito
dkk (2010) berdasarkan fungsinya ada lima jenis dioda sebagai berikut:
1. Dioda penyearah adalah dioda yang difungsikan
untu penyearah tegangan bolak-balik menjadi tegangan searah, biasanya digunakan
pada rangkaian power supply.
2. Dioda pemancar cahaya atau LED adalah dioda yang
memancarkan cahaya bila dipanjar maju.
3. Dioda foto (fotovltaic)
digunakanuntuk mengubah energi cahaya menjadi energilistrik searah.
4. Dioda laser digunakan untuk membangkitkan sinar
laser taraf rendah, cara kerjanya mirip LED.
5. Dioda zener digunakan
untuk regulasi tegangan.
B. Komponen pasif
komponen Pasif adalah Komponen yang tidak
dapat menguatkan dan menyearahkan sinyal listrik, serta mengubah energi dari
satu bentuk ke bentuk lainnya.
1. Resistor
Resistor atau yang biasa disebut tahanan atau
penghambat adalah suatu komponen elektronik yang memberikan hambatan terhadap
perpindahan elektron negatif. Resistor disingkat dengan huruf “R” dan satuannya adalah
ohm.
Resistor adalah suatu komponen yang berfungsi
untuk membatasi aliran arus listrik dan sebagai pembagi tegangan yang
menghasilkan tegangan panjar maju dan tegangan panjar mundur sebagai pembangkit
potensial output dan potensial input .
Bentuk
fisik resistor symbol
resistor
Menurut Prihono, Sujito dkk (2010) berdasarkan
penggunaannya, resistor dapat dibedakan menjadi empat, yaitu:
1. Resistor biasa (tetap nilainya) adalah resistor
penghambat gerak arus yang nilainya tidak dapat berubah. Resistor ini biasanya
dibuat dari nikelin atau karbon.
2. Resistor berubah (variable) adalah sebuah resistor
yang nilainya dapat berubah-ubah dengan jalan menggeser atau memutar toogle, sehingga nilai resistor dapat
kita tetapkan sesuai kebutuhan. Jenis resistor ini dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu potensiometer rheostat dan trimpot (trimmer potensiometer) yang biasa
menempel pada papan rangkaian.
3. Resistor NTC dan PTS. Resistor NTC (Negative Temperature Coefficient) adalah
resistor yang nilainya akan bertambah kecil bila terkena suhu panas. Resistor
PTS (Positive Temperature Coefficient)
adalah resistor yang nilainya akan bertambah bila temperaturnya menjadi dingin.
4. LDR (Light Dependent Resistor) adalah jenis resistor yang berubah
hambatannya karena pengaruh cahaya. Bila cahaya gelap, nilai tahanannya semakin
besar, sedangkan cahayanya terang nilainya menjadi semakin kecil.
Berikut
ini adalah gambar untuk menetukan besarnya tahanan pada resistor dengan melihat
gelang warna.
Berikut ini adalah gambar
untuk menetukan besarnya tahanan pada resistor dengan melihat avo meter:
2. Kapasiror
Kapasitor,
merupakan komponen elektronika yang berfungsi menyimpan medan listrik, dapat
berfungsi memblokir arus DC dan meneruskan arus AC.
Berdasarkan kegunaannya,
ada tiga jenis kondensator sebagai berikut:
1. Kondensator tetap (nilai kapasitasnya tetap tidak
dapat diubah) adalah kondensator yang nilainya konstan dan tidak dapat
berubah-ubah. Ada tiga macam bentuk kondensator tetap, yaitu sebagai berikut:
§ Kondensator keramik (ceramik capasitor), memiliki bentuk bulat tipis, ada yang persegi
empat berwarna merah, hijau, coklat dll.
§ Kondensator plyester, pada dasarnya sama saja
dengan kondensator keramik. Bentuknya persegi empat seperti permen, biasanya
berwarna merah, hijau, coklat dan sebagainya.
§ Kondensator kertas, sering juga disebut
kondensator padder.
2. Kondensator elektrolit (electrolite condenser = elco) adalah kondensator yang biasanya
berbentuk tabung, mempunyai dua kutub kaki berpolaritas positif dan negatif.
Ditandai oleh kaki yang panjang positif sedangkan yang pendek negatif dengan
nilai kapasitasnya dari 0,47 mF sampai ribuan mikroFarad.
3. Kondensator variabel (nilai kapasitasnya dapat
diubah-ubah) adalah jenis kondensator yang kapasitasnya bisa diubah-ubah.
Kondensator ini dapat berubah kapasitasnya karena secara fisik mempunyai poros
yang dapat diputar menggunakan obeng.
§ Kondensator variabel, terbuat dari logam,
mempunyai kapasitas maksimum sekitar 100rF sampai 500rF. Selain itu, konduktor variabel dengan spul antena dan spul osilator
berfungsi sebagai pemilih gelombang frekuensi tertentu yang akan ditangkap.
§ Kondensator trimer, dipasang pararel dengan
variabel kondensator berfungsi untuk menepatkan pemilihan gelombang frekuensi.
Kondensator trimer mempunyai kapasitas dibawah 100rF.
Cara
ukur capasitor
3. Transformator
Transformator
adalah sebuah alat yang mentransfer energi antara 2 sirkuit yang melalui
induksi elektromagnetik. Transformer di mungkinkan untuk di gunakan sebagai
perubahan tegangan dengan mengubah tegangan sebuah arus bolak balik dari satu
tingkat tegangan ke tingkat tegangan lainnya dari input ke input alat tertentu.
Contoh
capasitor symbol
capasitor
Berdasarkan kegunaannya ada dua jenis transformator,
yaitu:
1. Transformator Step-Up, adalah trafo yang befungsi
untuk menaikkan tegangan.
2. Transformator Step-Down, adalah trafo yang
berfungsi untuk menurunkan tegangan.
Dipasaran banyak dijual transformator daya,yang
sebagian besar dirancang beroperasi pada frekwensi 50Hz sampai dengan 60Hz.
Transformator ini berfungsi sebagai pensuply daya untuk mengubah tegangan
jala-jala menjadi tegangan lain yang dibutuhkan.
Selain transformator daya, trafo bila
diklasifikasikan menurut pemakaiannya, terbagi menjadi 3 jenis:
1. Trafo Filter, berfungsi untuk
mem-filter/menyaring sinyal.
2. Trafo MF, biasanya terdapat pada pesawat radio
yang berfungsi untuk menghubungkan/couple
antarfrekwensi.
3. Trafo input dan output, digunakan untuk
menyesuaikan impedens
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Resistor adalah suatu komponen elektronik yang
memberikan hambatan terhadap perpindahan elektron negatif.
2. kapasitor adalah suatu alat yang dapat menyimpan
energi didalam medan listrik, dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan
internal dari muatan listrik.
3. dioda adalah komponen elektronik yang memiliki
dua elektroda, yaitu anoda dan katoda. Arus listrik yang mengalir hanya satu
arah yaitu dari anoda ke katoda.
4. Transistor adalah komponen semikonduktor yang dirancang
sebagai penguat arus listrik.
5. Induktor merupakan komponen elektronik pasif yang
dapat menghasilkan tegangan listrik berbanding lurus dengan perubahan sesaat
dari arus listrik yang mengalir.
6. Trafo adalah komponen yang digunakan untuk mentransfer
sumber energi atau tenaga dari suatu rangkaian AC kerangkaian lainnya.
7. Menghitung nilai resistor secara manual bisa
dilihat pada warna gelang yang melingkupinya.
8. Nilai kapasitas sebuah kondensator biasanya
terlihat pada kode tulisan dan kode warnanya.
9. Pengukuran dan pengujian dengan multimeter guna
mengetahui keadaan komponen elektronika tersebut apakah rusak atau masih bisa
digunakan.
DAFTAR PUSTAKA
3. http://dediadryan.wordpress.com/teknik-interface/makalah-komponen-aktif-dan-komponen-pasif/